Serpihan Hati dari Tanah Pasundan

Dok. Manggala

Hidjrah Siliwangi.. Hidjrahlah Siliwangi !!!

Kabar perintah 1948 1 Februari

Memekakkan djiwa bagai disambar petir siang hari

Sodara-sodara dipermaklumatken segera pergi !!!

Segera tinggalken tatar pasundan !!!

Segera turun dari gunung persembunyian gerilya !!!

 

Ini perintah wahai soldadu

Kita kalah dalam rundingan tak berguna

17 Januari 1948 di teluk jakarta

Diplomasi telah menemukan jalan buntu

Badjingan koloni tak mau diajak kompromi

Berat hati kami putuskan strategi politik ini

 

Tapi aku hanya seorang prajurit belamati

Tak apa apa hanya makan ubi selama gerilya

Tak apa apa meninggalkan buah hati permata

Pergi dari desa menjalankan darma tuk negara

Berkawan senjata tua rela mati kapan saja

Semangat 45 berkobar dalam jiwa

Asam garam kulalui di medan laga

Hanya untuk tanah pasundanku merdeka

Kini hanya nanar dengan ini semua

 

Persetan Agresi Militer Belanda

Persetan rundingan tak guna di teluk jakarta

Persetan keputusan untuk strategi politik

Aku adalah soldadu pejuang revolusi

Dari bumi pasundan mengalir jiwa siliwangi

Mati-matian mempertahankan bumi kelahiranku

 

Apa Jenderal tak tahu harga yang harus dibayar ?

Oh tidak mungkin..

Dari zaman sakasala prabu siliwangi

Kerajaan padjajaran sirna ing bhumi

Sampai peristiwa Bung Karno menggugat dari balik jeruji

Menanam cinta dan perjuangan di bumi pasundan sampai zaman revolusi

Lalu peristiwa Bandung Lautan Api

Moh Ramdan dan Moh Toha dua pemuda rela meledakkan diri

Mati dalam kobaran semangat juang dilalap api

Tak ada sejarahnya maung siliwangi sampai terusir dari tanah sendiri

 

Namun aku hanyalah soldadu

Manusia cacah yang harus taat perintah

Dan hanya bernyanyi tuk menghibur diri

Oh beginilah nasibnya soldadu

Diosol-osol dan di adu-adu

Tapi biar tidak apa

Asal untuk negeri kita

Naik dan turun gunung

Hijrah pun tak bingung

 

Baiklah Jenderal..

Kami penuhi panggilan hijrahmu

Siliwangi tak pernah terusir

Dia hanya keluar dari kandangnya

Biar kutunjukkan kesetiaan nya pada negara

Tak pernah ingkar dalam menaati perintah

Biar kutunjukkan pada badjingan bahwa ia masih ada

Menjadi bukti masih berdaulatnya sebuah negara

Biar kuperlihatkan siapa itu pasukan siliwangi

Lebih mulia menaati perintah daripada badjingan yang suka melanggar janji

Lebih mulia dari yang kau sangka kami sebagai rampok pengacau berbaju rombeng

Badjingan koloni hindia belanda

 

500 kilometer pasundan – jawa

Perjalanan menguras kemanusiaan

Menyiksa nurani Berteman derita

Membawa asa dan kesetiaan perwira

Bersama nestapa yang lepas bersatu

dengan asap kereta uap gombong-jogjakarta

Abadi dalam syair ismail marzuki sepasang mata bola

Dan Getir ikut larut dari atas perahu cirebon-rembang

22 Februari 1948

29 ribu prajurit

Telah hijrah membawa serpihan hati yg separuhnya masih ada di bumi pasundan..

 

Siliwangi Hana Nguni Hana Mangke Tan Hana Ngalah

Siliwangi ada dahulu, ada sekarang dan akan selalu ada

 

(penghargaan untuk prajurit divisi 3 siliwangi terinspirasi dari kawih Mang Koko – Bulan Langlayangan Peuting)

Oleh: Deden Hilmy Naofal

Penulis adalah juara 1 Lomba Cipta Puisi Milangkala KPMJB ke-47

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *