Mau Mulai Menulis dan Tidak Tahu Caranya? Baca 6 Langkah Ini!

Mau Mulai Menulis dan Tidak Tahu Caranya
Sc: wallpaperflare.com

Menulis adalah kerja menuju keabadian. Barangkali mungkin itulah kata-kata dari Pramoedya Ananta Toer yang sudah akrab didengar dan dibaca oleh teman-teman semua. Dari ungkapan tersebut, penulis merasa banyak dari orang-orang yang sebenarnya ingin tergerak untuk mulai menorehkan karyanya dengan menulis. Namun, di sisi lain penulis merasa bahwa dari sekian banyak yang tergerak tersebut, pada akhirnya banyak yang hanya “ingin” semata tanpa melakukan aksi nyata.

Yah, memang begitulah faktanya. Mungkin di antara mereka tersebut ada yang masih merasa belum percaya diri, minder, atau bahkan mungkin karena tidak tahu-menahu soal tata cara dan mekanisme bagaimana menulis dengan baik dan benar.

Nah jika ada di antara pembaca sekalian mengalami kondisi-kondisi seperti yang penulis spill di atas, maka tidak usah khawatir! Pada kesempatan kali ini, penulis ingin sedikit sharing tipis-tipis mengenai tips dan langkah apa saja yang harus dilalui agar kita dapat melahirkan sebuah tulisan yang seenggaknya bisa lah ya untuk dibaca oleh orang dan bermanfaat bagi sesama.

Oh ya, btw langkah-langkah yang akan dijelasin dikit-dikit pada tulisan kali ini adalah apa yang didapatkan oleh penulis saat mendengarkan pemaparan dari Koor. Pensosbud KBRI Kairo yaitu Dr. Rahmat Asing Lasim pada acara upgrading Jurnalistik dan Sosial Media bagi para awak media dan influencer Masisir yang diadakan dari tanggal 7-9 Maret di Alexandria, Mesir.

Okey, tanpa basa-basi lagi, kuy langsung simak saja penjelasan langkah-langkahnya berikut ini!

1. Brainstorming

Hal pertama yang harus dilakukan oleh seseorang dalam menuliskan sebuah karya tulis adalah dengan  melakukan brainstorming. Hah brainstorming? Apa sih brainstorming yang dimaksud dalam konteks menulis?

Singkatnya brainstorming adalah sebuah metode yang dapat dilakukan untuk menghasilkan beragam ide-ide baru sebanyak mungkin dengan cepat dan memecahkan berbagai masalah dalam proses penulisan. Biasanya metode ini dikerjakan secara berkelompok, meskipun sebenarnya sah-sah saja sih dikerjakan secara mandiri.

Namun menurut hemat penulis, brainstorming akan jauh lebih efektif jika dilakukan dengan bersama-sama. Kenapa demikian? Karena dengan banyaknya individu yang melakukan aktivitas ini, akan menghasilkan lebih banyak ide dan gagasan, sebab tentunya setiap orang memiliki pendapat dan pemikirannya tersendiri. Sehingga dari sini dapat memperluas wawasan serta ide yang dapat ditulis oleh seseorang.

So, karena lebih efektif dengan bersama-sama, penulis sarankan bagi teman-teman yang ingin mulai menulis untuk mencari komunitas literasi yang kerap melakukan hal tersebut. Atau paling tidak, carilah teman yang setidaknya satu frekuensi dan dapat saling bertukar pikiran agar mendapatkan ide-ide brilian yang dapat dituliskan.

2. Expanding

Setelah menghasilkan banyak ide brilian dari hasil brainstorming, langkah berikutnya adalah dengan melakukan aktivitas expanding. Apa itu expanding? Expanding adalah proses memperluas ide yang sudah didapatkan dari hasil brainstorming.

Pada fase brainstorming, kita tentu nantinya akan banyak mendapatkan ide-ide yang bisa dituangkan dalam tulisan. Namun biasanya ide-ide tersebut masih terlalu sempit dan akan hanya sangat sedikit jika tidak dikembangkan. Karenanya, agar ide tersebut lebih luas dan tulisan bisa menjadi lebih panjang dan berwawasan, dilakukanlah aktivitas expanding.

Lalu yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, bagaimana sih cara melakukan aktivitas expanding? Caranya adalah dengan melakukan riset atau memperdalam serta mengkaitkan ide yang sudah dimiliki dengan hal-hal lain yang berkaitan dengan ide awal yang kita miliki.

Sebagai contoh, misalnya di antara pembaca ada yang memiliki ide untuk menulis sebuah tulisan tentang “hukuman bagi para pelaku penggelapan dana dalam agama islam”, yang mana ide awalnya adalah ingin agar para pembacanya mengetahui bahwa hal tersebut adalah haram dan akan mendapatkan azab yang setimpal, maka expanding yang dilakukan adalah dengan mencari tahu seputar dalil-dalil yang berkaitan tentang keharaman aktivitas penggelapan dana, baik itu dari Al-Qur’an, hadits, ijma sahabat, dan yang lainnya.

Selain itu bisa juga lebih dikembangkan dengan menyinggung soal penggelapan dana dalam perspektif hukum nasional yang berlaku atau dengan memberikan contoh-contoh kasus yang pernah terjadi, atau dengan mengulik juga fakta-fakta penggelapan dana yang pernah terjadi.

Intinya adalah, pada fase ini seseorang dituntut untuk meng-explore banyak hal yang berkaitan dengan ide awal yang ingin ditulis tersebut.

3. Planning

Setelah melakukan expanding ide, langkah berikutnya adalah dengan melakukan planning. Penulis rasa tentu para pembaca sudah tidak asing dengan istilah yang satu ini dan tidak perlu lagi didetailkan secara lebih jauh.

Intinya pada fase ini, seluruh ide yang sudah didapatkan dari hasil brainstorming dan expanding dibuatkan kerangka tulisannya, atau mungkin yang lebih familiar di telinga adalah dengan membuat outline tulisan yang ingin kita buat.

Misalnya tadi kan di awal ingin membuat tulisan tentang “hukuman bagi para pelaku penggelapan dalam islam”, maka planning atau outline yang dapat dibuat adalah sebagai berikut:

  • Hukuman bagi para pelaku penggelapan dalam islam (judul)
  • Membahas fakta satu kasus tentang penggelapan dana (intro)
  • Mengulik kerugian yang ditimbulkan dari penggelapan dana (bridging)
  • Menerangkan tentang dalil-dali tentang keharaman penggelapan dana (body atau isi)
  • Kesimpulan dan penutup

4. Drafting

Beres bikin planning atau outline, langkah selanjutnya adalah tahapan core of the core alias yang paling inti. Yup, apalagi kalau bukan dengan menulis tulisannya.

Dalam tahap ini, semua ide, gagasan, dan pemikiran dituliskan sesuai dengan outline yang telah ditentukan. Kenapa harus demikian? Sebab jika itu tidak dilakukan, akan menyebabkan tulisan yang ditulis akan melebar kemana-mana dan membuat pembaca kebingungan dalam memahami tulisan yang antum akan terbitkan.

Oh ya, pada tahap ini teman-teman fokus saja dulu menulis apapun yang ada di kepala. Tidak perlu dulu membenarkan kata-kata yang typo atau salah tanda baca. Pokoknya just fokus aja deh tuangkan semua unek-unek serta apapun yang sudah dibayangkan.

Nah, adapun mungkin ketika dalam fase ini teman-teman merasa kehabisan ide dan akhirnya membuat kesulitan dalam melanjutkan tulisannya, maka dont worry! Santailah dulu sejenak, rilekskan pikiran, sebat dulu sebatang atau apapun lah yang dapat menenangkan pikiran. Kalau masih tetap stuck dan kesulitan,  maka bisa lakukan diskusi atau pun minta saran dan bantuan kepada teman yang lebih paham.

5. Proofreading

Setelah tulisan kelar dibuat, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan aktivitas proofreading. Apa itu? Singkatnya dia adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dengan nama lain adalah proses editing. Dalam hal ini, jika temen-temen semua sudah bergabung dengan komunitas media atau literasi, maka editorlah yang akan mengerjakan langkah ini.

Nantinya editor tentu akan mengkritik, memberikan saran, dan juga perbaikan atas hasil tulisan yang sudah dibuat. Setiap editor tentunya memiliki style dan gaya berbeda dalam mengoreksi setiap tulisan yang masuk. Pokoknya ya disesuaikan dengan mereka lah ya. Karena memang itu adalah hak editor.

Namun jika teman-teman adalah penulis pemula yang tidak bergabung dengan komunitas literasi mana pun, maka pada langkah ini kalian dapat meminta bantuan kawan atau senior yang lebih berpengalaman dalam melakukan aktivitas kepenulisan. Paham kan ya?

6. Re-Drafting

Langkah terakhir yang harus dilakukan setelah proofreading adalah dengan melakukan aktivitas re-drafting. Namun bisa dibilang, sebenarnya langkah ini bersifat opsional ya. Bisa dilakukan dan bisa juga tidak. Karena jika misalnya tulisan yang kalian langsung lulus meja editor, maka ya editor biasanya langsung memuat tulisan tanpa mengembalikan tulisan tersebut kepada penulisnya.

Namun jika ternyata tidak lulus meja editor, maka tentu editor akan memberikan berbagai saran, kritik, dan juga masukan kepada penulis untuk menambahkan dan mengkoreksi tulisan yang telah ia buat. Nah penulisan ulang setelah dikembalikan dari meja editor inilah yang dinamakan re-drafting atau bisa dibilang menulis ulang.

Itulah mungkin ya ges beberapa tips dan langkah dalam menulis yang dapat teman-teman lakukan. Pada intinya sih, kalau mau bisa menulis, maka paksain aja dulu! Kalau kata Pak Aming pas materinya sih, bikin jadwal khusus setiap harinya untuk menulis! Semoga bermanfaat ya!

Oleh: Rifqi Taqiyuddin

Penulis adalah Pimpinan Redaksi Website Manggala 2023/2024

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *