Hallo teman-teman, kali ini aku ingin menceritakan beberapa culture shock setelah tinggal selama satu tahun di ardil kinanah. Banyak banget ketakjuban yang membuat diri ini terdiam sebentar karena tidak bisa berkata-kata. Ada juga yang membuat kesal karena beberapa kelakuan ejip, apasi ejip? Btw itu adalah istilah aku dan teman-teman untuk misriyun. Ya, diambil dari nama negaranya egypt dipelesetin jadi ejip. Pasti kalian udah gak sabar kan ingin tahu hal apa aja sih yang cukup bikin shock? Ini diaa~
1. Mengira Enggak Ada yang Jual Cat
Sejauh ini pasti kalau kalian lihat di internet rata-rata di Timur Tengah warna bangunanya sama, warna apa ituu? Yaa benar, warna coklat. Pasti banyak yang mengira kalau bangunan-bangunan itu gak dilapisi cat karena percuma nanti warnanya akan tetap coklat karena debu-debu di padang pasir yang bertebaran terbawa angin. Ternyata bukan karena di Mesir gak ada yang jual cat, tetapi memang di Mesir itu sudah budayanya mewarnai tembok rumah dengan warna seperti itu.
Gak seperti di Jodipan Malang yang serba warna-warni. Tapi ga semua-muanya full coklat, ada juga loh yang bangunannya dicat tapi memang jarang. Kalau kalian lihat ke dalam imaroh atau ke dalam mat’am atau ruangan apapun, pasti berwarna alias dicat. Eits, beda lagi ya kalo ruangan di dalam piramid atau situs bersejarah lainnya, hahaha. Gorib sii ngomongin cat hehe tapi ini juga wawasan loh, ada yang pernah punya prasangka seperti itu juga ?
Kecuali kalau kalian jalan-jalan sedikit ke New Cairo, Downton, Iskandariyah, Damietta, dan kota-kota lainnya, pasti kalian menemukan bangunan yang tembok luarnya dilapisi cat. Intinya Kairo gak secoklat itu kok, mungkin kitanya saja yang mainnya kurang jauh. Di sisi lain juga memang sudah menjadi budaya bagi orang mesir sendiri dari zaman mesir kuno bangunan mana pun berwarna coklat.
Dan satu lagi yang kalian harus tahu, bangunan di Timur Tengah sering berbentuk persegi karena ini mengakomodasi iklim panas dan kering dengan lebih baik, mengurangi paparan langsung terhadap sinar matahari dan menjaga suhu interior lebih sejuk. Tradisi arsitektur, kepraktisan, dan pertimbangan agama juga memainkan peran dalam pemilihan bentuk persegi. Meskipun demikian, variasi desain arsitektur di kawasan tersebut cukup beragam, mencakup bentuk-bentuk lengkung seperti kubah dan elemen-elemen artistik yang rumit pada bangunan-bangunan tertentu.
2. Supir Balap dan Bayar Dulu
Ini emang keren banget namun terdengar sangat mengerikan bagi teman-teman yang punya riwayat kecelakan kendaraan. Rata-rata namun tidak semuanya supir di Mesir yaa mengemudi dengan laju yang lumayan ngabret. Tidak ada ngetem seperti angkot-angkot di Indonesia. Ini memang sangat menguntungkan bagi orang-orang yang waktunya tidak ingin terkuras di dalam kendaraan. Dan yang tak kalah menarik bagi aku pribadi yang baru menginjakan kaki di Mesir, suara klakson lebih banyak didengar dari pada suara teman minjem duit. Gak tremco, gak tuk-tuk, gak vespa terlebih di kawasan Darrasah, pasti pening kalian dibuatnya.
Kalau bukan bekal ilmu dan iman, mungkin kalian tidak akan betah di Mesir. Jarang sekali di gang-gang sempit seperti di aslan dan sekitarnya, kami para masisir menemukan polisi tidur. Sekali-kalinya melihat polisi tidur itu ada di dekat Nadi Gamalia (lapangan futsal dan voly di Gamalia ) itu pun sangat terjal dan letaknya pun di jalan raya. Mungkin karena jiwa pembalap ejip yang sangat tinggi maka dibuatlah seperti itu.
Mungkin kalian kira hanya di jalan raya saja, ternyata tidakkkkk, di gang-gang sempit pun mereka ngebut banget. Aku sendiri pun pernah sedikit tertabrak tuktuk di sebuah gang. Untungnya tidak kenapa-napa dan si amu tuk-tuknya tidak terlalu ngebut. Padahal ketika berjalan kaki posisi udah mepet banget ke tembok imaroh. Semoga kita dijauhkan dari segala bentuk merabahaya. sorry yee sorry ye malah curhat.
Oh iyaa, kalau kalian naik bis atau tremco jangan disamain kayak di Indonesia yaa. Karena di sini kalian begitu masuk tremco, si yastoh akan langsung menagih fuluss, makanya harus inisiatif sendiri dan selalu bawa uang kecil biar gak ribet, dan selalu berhati-hati dengan barang bawaan kalian. Karena sering terjadi pencopetan dan barang ketinggalan. Himbauan juga kalau nyebrang kudu hati-hati tengok kanan-kiri tunggu jalanan kosong. Kan udah tahu kalau di Mesir supir ngebutnya kaya apa.
3. Banyak Anjing
Pertama kali turun dari pesawat disuguhi pemandangan yang indah nan nyaman karena masih di lingkungan bandara. Kata para kating jangan terlalu berekspektasi tinggi, aku pun sudah siap menerima realita, tidak berekpektasi banyak. Ketika masuk bis penjemputan, ternyata bisnya bagus juga lumayan yaa karena panitia penjemputan ingin memberikan yang terbaik buat kita para maba. Masih okelah, tapi begitu sudah keluar dari zona bandara, wuiiih ternyata warna dominan yang aku lihat adalah warna coklat. Seperti yang kulihat dari jendela pesawat. Sangat berbeda kalau dibandingkan ketika landing di Bandara Kualanamu Sumatra Utara yang disekelilingnya warna hijau karena dikelilingi oleh perkebunan sawit. Setelah selesai acara penyambutan di sekretariat KPMJB, lagi-lagi naik tremco balap.
Kemudian turun beberapa langkah dari tremco langsung disuguhi dengan anjing Darasah. Mungkin ada yang selama enam tahun hidup di pondok yang suci tidak pernah melihat anjing. Namun ketika pindah ke Mesir buset banyak banget anjingnya. Tapi tenang saja, anjing disini baik kok gak pernah deket-deket sama Masisir, asal jangan diganggu yaa. Pasti buat Masisir yang sering keluar imaroh sering melihat anjing di berbagai tempat, namun uniknya anjing di mesir itu kadang membuat kita lucu.
Jadi gini temen-temen, gak semua anjing di sini liar (kencarkeun), ada juga yang dipelihara. Ketika dibawa keluar rumah oleh pemiliknya, disitulah anjing liar saling menggonggong membuat berisik sekitar. Kenapa yaa bisa begitu? Ternyata hasil riset kami para maba yang bertanya kepada kating, itu adalah bentuk kencemburuan sosial anjing liar. Ternyata anjing juga mahluk perasa. Anjing liar yang biasanya cari makanan di tumpukan sampah, pup sembarangan, di sisi lain ada anjing yang makanan, tempat tidur, dan pupnya juga diperhatikan, miris juga yaa.
4. Berekspektasi Enggak Bakal Ketemu Nasi
Pernah gak si bertanya-tanya dalam benak kalian sebelum berangkat ke Mesir, “Nanti di Mesir makanan pokoknya apa ya?” Aku sendiri sampai searching makanan Mesir karena penasaran banget pengen tahu. Ternyata setelah sampai di Mesir, setiap hari makan nasi juga akhirnya. Adapun makanan pokok orang mesir itu roti isy dicampur to’miyah (olahan kentang), bayd (telor), full (kacang) dan bitinggan (terong). Enak banget menurutku, cocoklah ke lidah orang asia.
Tapi beberapa temanku ada juga sih yang gak masuk. Kalian harus cobain! Biasanya temanku, sahabat Ramadhan Fajri As-Shidqi selaku mahasiswa Fakultas Handasah (emang agak laen) selalu mendefinisikan “Al masri ya’ni talatah yakulu full wa to’miyah, yasrob min hanafiyah, yasrobu say al-arusah” yang artinya, “Orang mesir itu tiga macam; yaitu makan kacang dan to’miyah, minum dari keran, dan minum teh arusah“. Dipikir-pikir benar juga yaa, mungkin sebagian kalian pernah penasaran kenapa sih dinamakan roti isy? Karena isy itu artinya kehidupan dan mereka menjadikan roti itu sebagai makanan pokok dan sumber kehidupan bagi mereka.
Sekian dariku.
Si madon beli tulang di gamalia
Baliknya tidak lupa beli kuftah
Selamat datang kalian semuanya
Semangat berjuang di ardil kinanah
Ditulis oleh: Fadhiil Ardiansyah Panggabean
(Penulis adalah kru sastra Website Manggala 2023-2024)