Akulah wanita riang bertepuk jelang bahagia
Lintang binar dimataku hanya untuk kekasihku
Indah gemerlap malam dan mentari siang
Visus bertahan diujung kota menanti sang pangeran
Idiosinkrasi yang tak ada dalam vinyet orang lain
Akankah aku bertahan menunggumu tuan?
Riak air bergemuruh dari ujung utara laut
Aku mengira pertanda perahu akan bersambut
Mosaik awan seperti berjalan ketepian pantai
Aku menggila dengan intuisiku yang liar
Dara gegap gempita didekat mediterania sana
Haruskah aku ikuti lembayung sore esok?
Anca hari ini temaram bak tikaman Dewa Ares
Namun pilau berlalu lalang padamkan penat stres
Tergamang tapi selalu aku ingat surat terakhirmu
“Indahnya menunggu jika hasilnya adalah dirimu”
Pujangga: Fadhiil Ardiansyah Panggabean
Koordinator Tulisan Fiksi Manggala 2024/2025