Misteri Arina

Ilustrasi Wanita Misterius (Sc: www.liputan6.com)

Oleh: Siska Aulia Pratiwi

Penulis adalah Kru Website Manggala 2022/2023

Sejak kejadian longsor, kami sekeluarga pindah rumah ke daerah Jakarta Timur. Ibu membeli rumah bekas peninggalan Belanda. Ukiran yang terlihat masih kuno dan banyak barang-barang antik di dalamnya. Pemilik rumah ini menjual dengan harga cukup rendah, padahal rumah ini lumayan luas untuk ditinggali 4 orang. Halaman depan dan belakang pun luas serta teras balkon yang lebar membuat perawatan rumah ini sedikit sulit dan lama, tak heran saat kami datang kondisi rumah ini masih tak karuan.

Meski sudah tiga hari kami tinggal di sini, masih ada bagian rumah yang belum dibereskan karena ibu sibuk dan kami belum mendapatkan pembantu. Saat malam hari, rumah ini begitu sunyi dan hanya suara detik jam yang terdengar.

Malam ini ibu akan pulang terlambat karena masih banyak pekerjaan yang belum terselesaikan. Seperti biasa, kami menonton TV sambil makan menyaksikan tontonan favorit. Karena ibu tidak ada, kami tidak berani makan di ruang makan. Selesai makan Keysha pergi ke kamarnya untuk belajar dan aku menemani Billy yang masih asik menonton TV. Jam sudah menunjukan pukul 21.30 dan ibu masih belum datang juga. Akhirnya Billy pun tertidur pulas di pangkuanku. Aku masih asyik menonton TV sambil menunggu ibu pulang. Pukul 00.00 ibu masih belum pulang dan aku merasa aneh dengan semua ini, tak biasanya ibu pulang sampai selarut ini, aku berusaha menelpon ibu tapi tak ada jawaban . Suasana rumah semakin dingin. Tiba-tiba Billy terbangun dari tidurnya dan pergi menuju kamar, aku pun ikut mengantarnya dari belakang. Saat beberapa tangga sudah kunaiki, suara TV mengecil dan tiba-tiba hilang, aku turun kembali untuk mengecek dan kondisi TV pun sudah mati. “Mungkin Keysha yang mematikan,” pikirku tenang. Ketika sudah sampai di kamar Billy, TV itu kembali menyala, sontak itu membuatku takut dan terkejut. lalu aku berlari ke kamar Keysha dengan nafas yang tak karuan. Aku membangunkan Keysha, tak lama dari itu terdengar nyaring suara bel berbunyi, aku rasa itu ibu. Keysha pun membukakan pintu. Aku terkejut melihat kondisi TV yang masih menyala, Keysha yang baru bangun dari tidurnya pun kebingungan. “Ibu…” suaraku bergetar ketakutan. “Key kenapa kamu lama sekali membukakan pintu?” Aku menghelakan nafas lega. “Ibu kok baru pulang? Gak biasanya sampai selarut ini,” Ibu tak mejawab hanya berjalan menuju kamar. “Sepertinya ibu lelah,” pikirku.

Keesokan harinya saat sarapan aku menanyakan pada Keysha soal kejadian tadi malam, tapi Keysha hanya diam dan asik dengan makannya. Aku pun mulai merasa bingung. “Keysha, Billy baik-baik di rumah, kalau terjadi sesuatu telpon ibu segera!” kata Ibu sambil bergegas keluar pintu. Tak lama dari itu, ibu berbalik badan mengingat sesuatu “Oh iya semalem TV  konsleting, jadi sekarang kalian jangan menyalakan TV terlebih dahulu, OK?” Ibu pun melanjutkan langkahnya menuju pintu. Wajah ibu tampak segar padahal ia baru pulang dini hari tadi. Aku tak begitu menggubris perkataan ibu yang tak menyertakan namaku dalam ucapannya. Sebenarnya banyak hal yang ingin aku tanyakan pada ibu, namun kuurungkan semua itu karena sepekan terakhir ini ibu tampak sibuk. Keysha dan Billy pergi ke sekolah, sementara aku berdiam diri di rumah, kebetulan hari ini dan 3 hari ke depan kelas 12 sedang melaksanakan UN.

Aku menghabiskan waktu di kamar mengerjakan tugas , jam menunjukan pukul  09.00, suhu kamar terasa panas, aku pun menurunkan suhu AC sampai 18°C tapi tetap terasa  panas. Akhirnya aku keluar rumah membawa laptop dan buku-buku. Di luar gerbang aku melihat mobil sedan hitam dan seorang lelaki berada di dalamnya . Lelaki itu membuka kaca mobilnya lalu tersenyum, karena takut aku langsung masuk ke dalam rumah dan mengintipnya di balik jendela. Tak lama aku masuk ke dalam rumah suara mobil pun terdengar. Itu tandanya mobil sedan dan laki-laki di dalamnya sudah pergi meninggalkan rumahku.

Jam sudah menunjukan pukul 12.00 tepat. Billy dan Keysha pun sudah pulang, “Kalian mau makan apa? Nanti aku pesankan,” Billy dan Keysha hanya menengok  lalu berjalan menuju kamarnya masing-masing. Mungkin mereka lelah pikirku . Aku berinisiaif memesankan mereka ayam goreng lewat grabfood. 15 menit kemudian pesanan itu datang. Aku membukakan pintu dan Bapak tersebut aneh melihat ke arahku , ia meletakan makanan di atas meja  lalu langsung bergegas pergi tanpa biacara apapun.

Aku merasa akhir-akhir ini semua orang bersikap aneh padaku. Kejadian kemarin terasa janggal dan hari ini pun Ibu, Billy, dan Keysha bersikap dingin padaku, mereka tak mau menjawab satupun pertanyaanku dan selalu mengabaikanku. Lalu siapa lelaki di mobil itu? Kenapa dia tersenyum kepadaku? Apa aku mengenalnya? Pertanyaan demi pertanyaan muncul di kepalaku. Ada yang tidak beres dengan semua ini.

Keysha dan Billy makan mie, padahal aku sudah membelikan ayam goreng. Ketika di meja makan aku menceritakan kejadian kemaren malam dan juga menanyakan tentang lelaki yang membawa mobil sedan itu, tapi Keysha dan Billy tak menggubris sedikit pun, mereka sibuk dengan makanannya. Suasana di sini terasa panas. Aku mulai kesal, sebenarnya apa yang sedang terjadi? Kenapa semua orang mengabaikan aku?

Pukul 22.00 ibu baru pulang, ia tak memberiku kabar jika akan pulang telat lagi. Aku terkejut melihat ibu pulang bersama seorang lelaki yang berada di dalam sedan hitam yang aku lihat sebelumnya. Lelaki itu tampak akrab dengan ibu, atau jangan-jangan itu pacar nya ibu.

Keysha dan Billy menyambut kedatangan lelaki itu dengan gembira.”Hai Arin, apa kabar denganmu?” sapa lelaki itu. Aku bingung kenapa dia bisa mengenalku.”Hai, aku baik,” jawabku enggan. Ibu hanya memperhatikan bingung. Kami semua pergi ke meja makan untuk menikmati pizza sambil mengobrol.  Aku sangat ingin bertanya kepada ibu siapa lelaki itu? Lagi-lagi aku urungkan karena takut mengganggu nya.

Setelah selesai makan lelaki itu pulang dan berkata “Dia ada di sini, dia sangat menyanyangi kalian.” Aku mula bingung, apa maksud perkataan lelaki itu.”Terima kasih banyak Darwin.” Mata ibu berkaca-kaca. Lelaki itu tersenyum kepadaku lalu pergi. ”Darwin? siapa dia?” tanyaku dalam hati

Dari celah pintu aku mengamati ibu yang sedang menangis sambil meratapi sebuah foto. Keysha dan Billy juga menangis melihat foto itu. Aku masuk mengampirinya, ternyata foto itu adalah foto keluarga kami. Aku, Keysha, Billiy, Ibu dan Ayah sangat ceria dan bahagia dalam foto itu. Aku pun ikut menangis. Aku juga merindukan sosok ayah yang hebat. Dia yang menyelamatkanku saat longsor itu. Aku tertimbun batu-batu, begitupun dengan warga sekitar lainnya. Longsor ini terjadi pada malam hari ketika semua orang sedang pulas dengan tidurnya. Tragedi yang menyedihkan ini memakan banyak korban jiwa, sekitar 1000 orang meninggal dunia termasuk ayahku. Setelah aku dan ayah di evakuasi, aku tidak mengingat apa yang terjadi selanjutnya, yang aku tau ayah telah meninggal dunia.

Keysha dan Billy mencoba menenangkan ibu, begitu juga dengan aku.”Ibu yang sabar, ayah sudah tenang disana, ikhlaskan!” Kata aku. Aku sedih dan ikut menangis melihat ibu yang sangat kehilangan ayah. “Ibu, biarkan mereka tenang di sana,” ucap Keysha. “Mereka? apa yang dimaksud Keysha dengan kata mereka?”  “Billy juga kangen Ayah dan kak Arin,” timpal Billy. Tubuhku bergetar, perkataannya membuatku sontak terkejut. Ayah dan aku? Apa maksud mereka? ”Billy, Key, Bu apa maksud semua ini?” tanyaku. Mereka hanya terdiam, tidak ada satu orang pun dari mereka yang menjawab pertanyaanku. “Ibu kumohon jawab…” aku memegang tangan ibu dengan erat, ibu tetap terdiam.”Billy, Key sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Mereka pun seperti ibu hanya terdiam. Aku menangis sejadi-jadinya tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. ”Hello, kalian mendengarku, kan?” Suaraku semakin keras. “Tolong jawab!” teriakku sambil berlutut dan tangisanku semakin kencang.  Tapi sepertinya mereka tidak mendengar suaraku “Ibu tolong lihat aku!” Aku memohon di kakinya. ”Ibu aku di sini.” “Bil, Key kalian juga tidak bisa melihatku?” Aku berlari ke dapur mengambil gelas dan memecahkannya. Suara gelas itu membuat ibu datang menghampiri dengan raut wajah yang kebingungan. ”Siapa yang memecahkannya?” tuturnya heran. Ternyata benar, ibu tak bisa melihatku. Keysha dan Billy pun ketakutan. Aku melemparkan lagi piring dan gelas-gelas. Mereka semua pergi ketakutan tanpa menghiraukanku. Pikiranku tak karuan, tak habis pikir kenapa bisa terjadi seperti ini. Aku terus melempar perabotan rumah sambil berpikir kenapa mereka tak bisa mendengar dan melihatku sementara Om Darwin bisa menyapaku? Dan siapa dia sebenarnya?

Tiba-tiba om Darwn datang “Arin!” teriaknya, aku menoleh kepadanya, “Om apa yang sebnarnya terjadi? kenapa mereka tak bisa melihatku?” lalu ibu, Keysha dan Billy pun datang bersama Om Darwin. “Tenangkan dirimu Arin, kau belum tau ceritanya?”  “Kenapa kau bisa berbicara kepadaku sedangkan mereka tidak?” tanyaku bingung.

“Saat longsor kau ditemukan dalam keadaan tertimbun bebatuan bersama ayahmu. Saat dievakuasi kau sudah mati dan ayahmu masih sempat tertolong dan meninggal saat menuju rumah sakit. Aku diberikan kelebihan bisa melihat  apa yang orang lain tidak bisa lihat, aku juga dokter yang mengevakuasi jasadmu dan ayahmu, dan aku juga pemilik rumah ini, rekan kerja ibumu.” Ceritanya membuatku kaget bukan main, “Jadi sebenarnya aku sudah tiada?” Air mataku mulai menetes “Tolong sampaikan kepada ibuku, Keysha dan juga Billy kalau aku benar-benar menyayangi mereka, maafkan aku,” Om Darwin pun menyampaikan pesanku kepada Ibu. “Arin saying, sini mendekat nak, maafkan ibu belum bisa menjadi ibu yang baik untukmu,” kata ibu. Aku terus mendekat dan memeluknya. “Tolong Arin terima kenyataanmu ini agar dirimu bisa kembali ke tempat yang seharusnya.” Kata Om Darwin menenangkanku. Dadaku terasa sesak tak bisa menerima ini semua. “dan kalian sekeluarga, relakan Arin agar dia bisa tenang di sana, kita tak pernah tau kapan kematian datang dan ini semua sudah menjadi rencana Tuhan.” Om Darwin menenangkan Ibu, sementara Keysha dan Billy hanya menangis ketakutan . “Ibu relakan kamu pergi nak, yang tenang di sana.” kata ibu menegarkan suaranya.

Tubuhku tiba-tiba terasa panas , kemuadian terasa ringan, lalu memudar dan menghilang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *