Esai, Opini  

Pondok Pesantren Tradisional dan Modern, Manakah yang Lebih Baik?

https://manggala.kpmjb.com/?p=2168&preview=true
Foto Santri. (Sc: www.its.ac.id)

Oleh: Muhammad Abdur Rohman

Penulis adalah Kru Website Manggala 2022/2023

Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia, berdasarkan dataIndonesia.id tercatat per tanggal 31 Desember 2021 jumlah muslim di Indonesia adalah 237,53 juta jiwa atau 86,9% dari total penduduk di Indonesia, hal ini tentu sangat patut kita syukuri bersama-sama. Dengan banyaknya jumlah muslim di Indonesia kita juga memiliki kewajiban untuk  menyebarluaskan pengetahuan agama Islam. Sebagaimana kita ketahui bersama hukum menuntut ilmu agama Islam secara mendalam merupakan fardu kifayah yang berarti harus ada sekelompok orang yang belajar agama Islam lebih dari sekedar hukum ibadah rutinitas sehari-hari. Berdasarkan pernyataan tersebut kita dapat mengetahui urgensi dari pendidikan Islami yang ada di pondok-pondok pesantren, sedangkan jumlah santri di Indonesia saat ini adalah 4.175.531 atau hanya sekitar 1.75% dari jumlah keseluruhan penduduk muslim di Indonesia, jumlah yang sangat sedikit mengingat tanah air ini merupakan negara muslim terbesar di dunia.

Pondok pesantren di Indonesia secara garis besar terbagi menjadi 2 kategori yang cukup berbeda, yaitu pondok pesantren modern dan pondok pesantren tradisional, keduanya tak jarang dibanding-bandingkan berdasarkan pengaruh serta peran para alumninya di tengah masyarakat, hal ini juga menjadi sebuah persoalan yang membingungkan terutama untuk para orang tua yang ingin memasukkan anak-anaknya ke pondok pesantren.

Penulis sendiri berpendapat bahwa pondok pesantren tradisional dan modern memiliki kelebihannya masing-masing dan saling melengkapi satu sama lain, tidak dipungkiri bahwa kedua jenis lembaga pendidikan ini memiliki beberapa kekurangan, akan tetapi kekurangan dari salah satu lembaga merupakan kelebihan dari lembaga lainnya sehingga keduanya merupakan pilar penting dalam dunia pendidikan Islam di Indonesia.

Baca Juga Artikel Lainnya: “Pancasila, Weltanschauung Pendidikan Abad ke-21

  1. Pondok pesantren modern

Pondok pesantren modern sesuai namanya merupakan lembaga pendidikan agama Islam yang mengikuti perkembangan zaman. Biasanya penyebutan pondok pesantren modern diartikan pondok pesantren yang juga mengadopsi pendidikan formal modern. Pondok pesantren dengan model seperti ini memiliki kelebihan dalam pendidikan formal sehingga akan melahirkan para stakeholders di tengah masyarakat yang memiliki pemahaman agama Islam, hal ini sangat krusial untuk dikembangkan di tengah masyarakat negara Indonesia dengan populasi muslim terbesar di dunia. Peran ini menjadi peran utama pondok pesantren modern sebagai lembaga pendidikan agama Islam yang paling umum di Indonesia. Biasanya pondok pesantren modern juga memiliki kelebihan lainnya seperti penguasaan bahasa arab dan inggris sehari-hari, pengetahuan umum, pengalaman organisasi, dan kemampuan beradaptasi dalam lingkungan masyarakat modern. Beberapa alumni dari pondok pesantren modern antara lain Dr.H.Abdurrahman Mohammad Fachir, Dr.H.Hidayat Nur Wahid,Lc.M.A, Prof.K.H. Din Syamsudin,M.A., Ph.D, dsb.

  1. Pondok pesantren tradisional

Jenis pondok pesantren ini merupakan pondok pesantren yang masih menggunakan konsep pendidikan tradisional (baca : salaf). Santri di pondok pesantren semacam ini tidak menempuh pendidikan formal seperti siswa pada umumnya. Akan tetapi hal ini lah yang menjadi salah satu kelebihan dari pondok pesantren tradisional, dengan tidak mempelajari pelajaran formal yang bermacam-macam dan terkadang tidak terlalu vital untuk para penuntut ilmu agama Islam, santri di pondok pesantren ini memiliki kelebihan yaitu mereka dapat lebih fokus mempelajari ilmu agama dan dapat menggunakan waktu mereka khusus untuk menelaah kitab-kitab turats dengan lebih maksimal. Biasanya santri dari pondok pesantren tradisional memiliki kelebihan dalam pemahaman bahasa arab kitab turats dan pengetahuan agama Islam secara mendalam. Alumni dari pondok pesantren tradisional yang memiliki pengetahuan Islam secara luas di zaman ini antara lain Ahmad Bahauddin Nursalim yang dikenal dengan sapaan akrab Gus Baha’, kemudian Gus kautsar ploso, dan banyak kyai-kyai di berbagai pondok pesantren tradisional.

Setelah mengulas mengenai perbedaan mendasar dari pondok pesantren tradisional dan modern kita dapat mengetahui urgensi dari kedua pondok pesantren tersebut dengan perannya masing-masing, pondok modern yang akan melahirkan para penerus bangsa yang memiliki pemahaman agama ekstra sebagai pedoman hidup bermasyarakat dan pondok pesantren tradisional yang akan melahirkan para ‘ulama dan akademisi yang berlandaskan pengetahuan Islam yang dalam. Kedua lembaga pendidikan ini memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing dan saling menutupi kekurangan satu sama lain.

Berdasarkan perbedaan di atas, alumni yang lulus dari kedua jenis pesantren memiliki perbedaan yang cukup jelas dan memiliki urgensinya masing-masing. Di sini penulis tidak akan membuat perbandingan mana yang lebih baik ataupun mengunggulkan salah satu lembaga ke atas lembaga lainnya. Alumni yang lulus dari pondok pesantren modern mungkin dalam beberapa sisi memerlukan pendalaman kitab-kitab turats sebagai penunjang hidup bermasyarakat, sedangkan alumni dari pondok pesantren tradisional memiliki PR lebih mengenai pengetahuan masyarakat modern yang berkembang mengikuti zaman. Opini ini ditulis berdasarkan pengalaman dan observasi pribadi penulis pada para alumni pondok pesantren yang penulis temui secara umum. Opini ini diterbitkan dengan harapan tulisan ini dapat menghilangkan kebingungan para orang tua yang ingin memasukkan anak-anaknya ke pondok pesantren agar dapat memilih lembaga pendidikan yang sesuai dengan keinginan serta cita-cita masing-masing anak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *