Siapa yang tidak mengenal sosok R. S. S. Baden Powell? Sosok yang pola pemikirannya dalam kepanduan kini sudah merebak ke seluruh pelosok dunia, sehingga beliau kini dijuluki Bapak Pandu Dunia. Indonesia termasuk salah satu negara yang mengadopsi pemikiran kepanduan ini, yang pada akhirnya dikenal sebagai Gerakan Pramuka.
Di Indonesia sendiri, Pramuka merupakan singkatan dari ‘Praja Muda Karana’, dan memiliki arti jiwa muda yang suka berkarya. Gerakan pramuka di Indonesia merupakan organisasi pendidikan nonformal. Namun, keberadaannya sebagai ekstrakurikuler di lembaga pendidikian formal menjadi wajib, merujuk kepada Permendikbud No. 63 Tahun 2014.
Sejarah Kepanduan Indonesia
Indonesia memulai gerakan kepanduan dengan didirikannya Nationale Padvinderij Organisatie di Bandung, tahun 1923. Dalam masa yang sama, di Jakarta didirikan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie. Pada akhirnya, keduanya meleburkan diri menjadi satu dan berganti nama menjadi Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie setelah tiga tahun berdiri. Di saat yang bersamaan, dipastikan bahwa keduanya menjadi cikal bakal kepanduan di Indonesia.
Dalam kurun waktu satu dekade setelah bersatunya dua organisasi kepanduan tersebut, di Indonesia mulai bermunculan organisasi-organisasi yang bersifat kepanduan, baik yang bernapas kebangsaan seperti Pandu Indonesia, Pandu Kesultanan, dan Kepanduan Rakyat Indonesia, maupun yang bernapas agama, seperti Hizbul Wathon, Pandu Ansor, Tri Darma, dan Kepanduan Asas Katholik Indonesia.Hal ini merupakan bukti nyata bahwa kepanduan sejalan dengan pergerakan nasional.
Kemudian, pada 19-23 Juli 1941 diselenggarakanlah di Yogyakarta, yang merupakan bentuk wadah dalam menggalang kesatuan dan persatuan organisasi kepanduan.
Dari Pandu Menjadi Pramuka
Kemunculan dan merebaknya organisasi-organisasi kepanduan ini dulu sempat terhenti, sejalan dengan beralihnya pendudukan Belanda oleh Jepang atas Indonesia. Di era ini, merupakan era kelam bagi dunia kepanduan, dimana jepang dengan keras melarang keberdiriannya organisasi-organisasi tersebut.
Setelah kependudukan tersebut berakhir, ditandai dengan adanya proklamasi kemerdekaan Indonesia, maka dengan resmi pula kepanduan di Indonesia mulai dapat bernapas dan bergerak kembali. Tidak lama kemudian, disusul dengan serbuan Belanda untuk kedua kalinya tahun 1948 yang menjadikan syarat agar keberadaan organisasi-organisasi Kepanduan Indonesia ini, untuk tidak berada dalam kawasan yang dikuasai belanda. Sehingga, Soeprapto yang merupakan martir gerakan kepanduan di Indonesia kala itu harus gugur sebagai bentuk kecaman belanda, dari ultimatumnya.
Keberlangsungan yang panjang, menjadikan gerakan pandu ini semakin banyak, sehingga terjadi ketimpangan dan ketidaksesuaian antara jumlah kepanduan dan jumlah anggota. Hingga akhirnya, Presiden Soekarno mengumpulkan para tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan Indonesia pada 9 Maret 1961, guna membahas perihal pembaharuan metode dan pendidikan dalam kepanduan dengan dileburkannya seluruh organisasi tersebut menjadi satu yang disebut ‘Pramuka’.
Kemudian, beliau menunjuk Sri Sultan Hamengku Buwono IX, prof.Prijono, dan Achmadi sebagai Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari oleh Presiden Soekarno di Istana Negara, serta penyampaian anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia kepada ketua Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX mengawali rangkaian diperkenalkannya Gerakan Pramuka secara resmi kepada seluruh rakyat Indonesia.
Peristiwa perkenalan ini terjadi pada tanggal 14 Agustus 1961, yang kemudian dikenang sebagai Hari Pramuka yang setiap tahun kini diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka Indonesia.
Pramuka Mendidik Cinta Tanah Air dan Membentuk Karakter
Terbawa arus atau tidaknya sebuah negara di era yang semakin maju ini, tentunya merupakan tanggung jawab generasi muda yang akan menggantikan generasi yang akan purna. Semakin kuat jiwa regenerasi yang disiapkan, maka negara tersebut akan semakin kuat dalam bersaing di era global.
Gerakan Pramuka mengambil peranan penting sebagai lembaga pendidikan luar sekolah yang bertugas membina generasi muda, guna menjadi kader pembangunan yang bermoral Pancasila dan ikut membangun masyarakat. Dimana, setiap anggota pramuka selalu ditanamkan rasa cinta akan tanah air dengan dilandaskan budi luhur yang mengedepankan persatuan dan kesatuan.
Pada intinya, Gerakan Pramuka mendidik dan mempersiapkan generasi muda guna menjadi manusia yang tangguh dilandaskan pada jiwa yang berbudi luhur, di samping inofatif dalam menghadapi masalah yang dilandaskan pada jiwa patriotik.
Oleh: Jaka Riansah
Penulis adalah Kru Manggalapedia 2021-2022