Dewasa ini, sejarah bagi sebagian orang hanyalah peristiwa masa lalu yang tidak ada kaitannya dengan peristiwa masa kini. Sejarah hanyalah sebatas hafalan tentang peristiwa yang pernah terjadi dan tentunya tidak akan terulang kembali. Perihal sejarah juga, sebagian lain menegaskan bahwa realitas kehidupan selalu baru dan sangat tergantung kepada sang pembaharu yang menciptakannya. Yang dimaksud dengan “baru” dalam perspektif ini bukan “lama” atau bukan lahir dari yang sebelumnya. Dalam sejarah peradaban umat manusia, apa yang terjadi di masa sekarang, bukan produk masa lalu dan terlepas dari peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya.
Dengan mengkaji sejarah, dapat diperoleh informasi tentang aktivitas peradaban Islam dari zaman Rasulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran, dan kebangkitan kembali peradaban Islam. Dari sejarah dapat diketahui segala sesuatu yang terjadi dalam peradaban Islam dengan segala ide, konsep, institusi, sistem, dan operasionalnya yang terjadi dari waktu ke waktu. Jadi, sejarah pada dasarnya tidak hanya sekadar memberikan romantisme, tetapi lebih dari itu merupakan refleksi histori.
Dalam sejarah peradaban umat manusia, proses tukar-menukar dan interaksi (intermigling) atau pinjam meminjam konsep antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lain memang senantiasa terjadi, seperti yang terjadi antara peradaban Barat dan peradaban Islam. Dalam proses ini selalu terdapat sikap resistensi dan akseptansi. Namun dalam kondisi dimana suatu peradaban itu lebih kuat dibanding yang lain, yang tejadi adalah dominasi yang kuat terhadap yang lemah. Dalam Istilah menurut Ibn Khaldun, “masyarakat yang ditaklukkan, cenderung meniru budaya penakluknya“.
Peradaban Islam dalam Bingkai Sejarah
Ketika peradaban Islam menjadi sangat kuat dan dominan pada abad pertengahan, masyarakat eropa cenderung meniru atau belajar “berkiblat ke Islam”. Namun, setelah penaklukan Baghdad oleh bangsa Mongol, Islam kehilangan jatidirinya. Sejak era renaissance dan lemahnya kekuasaan politik Islam, para ilmuwan Muslim belajar berbagai disiplin ilmu (termasuk Islam) ke Barat. Hingga akhirnya muncul pemahaman-pemahaman liberal, radikal, dan lain sebagainya.
Sejarah telah membuktikan, bahwa kemajuan ilmu pengetahuan di dunia modern menjadi fakta sejarah yang tidak terbantahkan, bahkan banyak yang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan bermula dari dunia Islam yang kemudian mengalami transmisi (penyebaran) dan poliferasi (pengembangan) ke dunia Barat yang sebelumnya dunia Barat dilanda dark ages (masa kegelapan) sehingga muncul zaman enlightenment (yang cerah) di Eropa. Melalui dunia Islam mereka mendapat akses untuk mendalami dan mengembangkan ilmu pengetahuan modern, yang tidak merujuk sepenuhnya kepada sumber-sumber Yunani melainkan kepada sumber-sumber Arab.
Masa kejayaan Bani Abbasiyah, tepatnya pada masa khalifah Harun al-Rasyid dan anaknya al–Ma’mun kondisi ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umun sangat berkembang pesat mulai ilmu fikih, tafsir, hadis, kalam, tasawuf, dan siyasah. Sedangkan bidang ilmu pengetahuan umum yang antara lain adalah imu filsafat, kedokteran, astronomi, farmasi, geografi, sejarah, dan bahasa. Kemajuan peradaban dunia yang ditorehkan (dikembangkan) peradaban Islam tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan saja, tetapi budaya juga tidak luput dari dinamika peradaban Islam, dikarenakan ajaran Islam bersifat sangat terbuka terhadap peradaban bangsa lain hingga membuat Islam semakin maju dan tinggi dalam hal peradaban.
Kontribusi Islam dalam Transformasi Peradaban Dunia
Pada abad ke-12, merupakan peradaban Islam yang tertinggi dari sepanjang tahun sebelumnya sehingga banyak buku-buku ilmu pengetahuan dan filsafat karangan para ahli dan filsuf Muslim diterjemahkan kedalam bahasa Eropa, dimasa ini selain tercatat sebagai prestasi tertinggi yang pernah diraih umat Islam juga tercatat sebagai masa awal kemunduran umat Islam sedangkan di Barat mulai gemilang dengan kesadaran dan perhatian bangsa Barat terhadap ilmu pengetahuan dengan menerjemahkan buku-buku hasil karya cendikiawan Muslim hingga akhirnya membuat pola perubahan kiblat pengetahuan dari yang sebelumnya berkiblat kepada peradaban Islam menjadi berkiblat kepada peradaban Barat yang sampai zaman sekarang cukup terasa.
Maka tida mengherankan, apabila disebutkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan umat Islam sejak 14 abad silam turut mewarnai dan mentransformasiperadaban dunia, bahkan pesatnya perkembangan Islam ke Barat dan Timur membuat peradaban Islam dianggap sebagai peradaban yang paling besar pengaruhnya di dunia yang dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut:
- Keberadaan perpustakaan Islam dan lembaga-lembaga pendidikan/ keilmuan, yaitu Baitul Hikmah, Masjid al-Azhar, Masjid Qarawiyyin dan sebagainya, yang mana tempat-tempat ini merupakan pusat perkumpulan para intelektual Muslim untuk menyelenggarakan proses pengkajian dan pengembangan ilmu dan sains.
- Peninggalan karya intelektual Muslim, yaitu karya Ibnu Shina, Ibnu Haytam, Ibnu Hisyam, Imam Syafi’i, Imam Abu Hanifah,Iimam Malik bin Anas, Imam Ath-Thabari, Ar-Razi, Al-Kindy, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun, Abu Yazid al-Busthami, Husain bin Mansur al-Hallaj, dan masih sangat banyak rentetan nama-nama ilmuan Muslim lainnya yang tidak memungkinkan untuk dituliskan semuanya di kolom ini.
- Penemuan-penemuan intelektual yang dapat mengubah budaya dan tradisi umat manusia, yaitu penemuan kertas, karpet, kalender Islam, penyebutan hari-hari, seni arsitektur, tata perkotaan, dan perekonomian.
- Pengaruh konsep iman, ihsan, dan takwa, yaitu keutamaan nilai-nilai iman, ihsan, dan takwa yang merupakan kebudayaan asasi dalam Islam kemudian memanifestasi budaya silm (tenang/ kondusif), salam (damai), salaamah dan (selamat). Dengan kata lain, dari konsep iman melahirkan budaya amn (rasa aman) dan amanah (tanggungjawab terhadap amanat), sedangkan dari konsep ihsan dan takwa melahirkan budaya hasanah (keindahan) dan husn (kebaikan).
Urgensi Pemahaman Sejarah bagi Umat Islam
Sejarah adalah sebuah pengingat bagi umat manusia, karena kejadian yang telah berlalu dapat menjadi pelajaran bagi kehidupan masa kini, dan kejadian pada masa kini akan menjadi inspirasi peradaban masa depan. Dengan mengingat kejadian-kejadian tersebut, yang dapat dijadikan pembelajaran dan motivasi bagi umat manusia untuk terus berkembang dan melangkah maju.
Sesungguhnya sejarah itu meluaskan pandangan seorang Muslim. Maka, ketika seorang Muslim tidak mampu untuk mempelajari sejarah kejayaan Islam pada masa lalu, pada hakikatnya dia telah kehilangan jati dirinya yang mulia sebagai seorang yang beriman kepada Allah Swt dan Rasul-Nya. Akibatnya, dia justru akan minder dengan Islam, tidak mampu untuk survive menghadapi berbagai macam syubhat yang dituduhkan kepada Islam dan kaum Muslimin.
Islam telah menjadi mercusuar peradaban sejak berabad-abad lamanya, dan menjadi inspirasi bagi semua umat manusia. Peradaban Islam bermula ketika agama Islam diturunkan kedunia melalui Nabi Muhammad Saw, sejak itulah peradaban Islam lahir dan menancapkan diri dalam sejarah dunia. Nabi Muhammad Saw membawa ajaran Islam dengan nilai-nilai yang telah disampaikan kepada manusia membawa sepanjang masa kenabiannya. Baik berupa kitab suci (al-qur’an) atupun melalui tingkah laku dan pentunjuk-petunjuk beliau.
Membangun suatu peradaban harus menguasai ilmu pengetahuan, politik, militer, dan hal itu harus berawal dari diri pribadi Islam itu sendiri. Adanya prosedur penafsiran Al-Quran dari produk pemikiran ulama memberikan pemahaman bahwa Al-Qur’an dan Hadis memberikan motivasi kepada umat Islam untuk melakukan pengembangan dan kemajuan peradaban.
Sekalipun kekuasaan Islam secara mutlak tidak lagi menjadi nomor satu (penguasa) di dunia, namun ajaran-ajaran Islam yang telah tersebar ke berbagai penjuru dunia merupakan mutiara bagi peradaban dunia. Maka patut dicatat, bahwa sekalipun ilmuan-iluan Barat yang menjadi kiblat ilmu pengetahuan dan peradaban, namun sebenarnya semua itu dimotori oleh keilmuan Islam pada zaman dahulu.
Baca Juga Artikel Lainnya: “Tiga Peristiwa Heroid dalam Perang Dzatu Riqa'”
Oleh: Dzakir Muhammad