Pecah! KPMJB Adakan Gebyar Parahyangan ke-9 dengan Inovasi Baru!

Gebyar Parahyangan
Dok. Manggala

Manggala, Kairo – Setelah vakum beberapa tahun, Keluarga Paguyuban Masyarakat Jawa Barat (KPMJB) Mesir kembali adakan Gebyar Parahyangan pada Sabtu (03/08) di Capital Palace Grand Ballroom, Nadi Sikkah, Kairo.

Di penyelenggaraannya yang ke-9 sepanjang sejarah, pagelaran spektakuler kali ini mengambil inovasi baru berupa konsep pernikahan adat Sunda.

Muhammad Aldi Al-Afghani selaku Ketua Panitia pun menjelaskan tentang alasan mengambil konsep pernikahan. Ia menyebut karena di Jawa Barat biasanya mengadakan pernikahan bisa sampai tujuh hari tujuh malam dengan rangkaian adat serta kebudayaan. Yang mana hal ini dilakukan untuk dijadikan wadah edukasi serta menjelaskan stigma antara agama dan budaya. 

Senada dengan Aldi, Gubernur KPMJB Yandi Fajar Nurodin, Lc., yang akrab disapa Mang Yandi juga mengungkapkan hal serupa.

“Maka KPMJB Mesir berkomitmen untuk terus melestarikan budaya Jawa Barat seiring berkembangnya zaman. Maka dari itu, Gebyar Parahyangan kali ini menyongsong tema “Nyulam asa ti bumi Pasundan, ngokolakeun rasa dina budaya, akusara urang sadaya, jang kiwari jeung baring supagi” bermakna “Merajut asa dari bumi Pasundan, memupuk rasa dalam kebudayaan, kesuksesan kita semua untuk sekarang dan masa depan,” ujarnya.

Turut hadir pada malam tersebut Koor Pensosbud KBRI Kairo Dr. Rahmat Aming Lasim, M.B.A. yang menyampaikan pesan agar mahasiswa Indonesia terus menjaga akhlak dan meningkatkan prestasinya selama mengenyam pendidikan di Mesir.

“Mahasiswa Indonesia itu di puji-puji oleh Grand Syekh Al-Azhar di depan presiden, wakil presiden serta seluruh pejabat Republik Indonesia. Maka saya berpesan untuk terus menjaga konsistensi dalam belajar serta belajar menghormati kebudayaan bangsa Indonesia terutama budaya masing-masing daerah,” ungkap pria asli Sunda tersebut.

Gebyar Parahyangan diselenggarakan setelah vakum selama empat tahun dengan membawakan konsep adat pernikahan Sunda. Selain itu hadirin juga disuguhkan dengan lokakarya seni khas Jawa Barat seperti tari jaipong, wayang golek, angklung, calung, dan penampilan homeband dari Lingkung Seni Gentra Pasundan (LSGP). Terdapat juga bazzar makanan khas Jawa Barat yang bisa dibeli oleh peserta dan juga monumen.

Reporter: Ajeng Maulidya dan Ajrina Fauziyah

Editor: Rifqi Taqiyuddin 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *