Manggala, Kairo – Kesepakatan Mahasiswa Minangkabau (KMM) Mesir mengadakan seminar ketokohan tentang Bunda Rahmah El-Yunusiah pada Rabu (24/07) di Baruga KKS, Hay Tasi, Kairo.
Seminar ketokohan yang menghadirkan Fauziah Fauzan El-Muhammady selaku pembicara utama ini menggambarkan tentang bagaimana peran Bunda Rahmah dalam bidang pendidikan dan politik yang memperjuangkan feminisme. Ia menyebut bahwa cara bagi generasi wanita muda saat ini dalam mengimplementasi perjuangan dan pemikiran Bunda Rahmah adalah dengan banyak belajar.
Selain itu, perempuan yang hangat disapa Bunda Zizi itu menyampaikan, ketika menginjak umur 23, Syaikhoh Rahmah mempunyai visi dan misi yang berbeda dengan wanita di umur seusianya. Dalam dirinya berpadu sosok ulama wanita; pendidik yang memiliki jiwa seni dan darah pejuang. Karena keberaniannya, pada tahun 1934, perempuan berdarah minang itu menyatakan penolakannya atas Gerakan Emansipasi Wanita di Amerika dan Eropa, karena menurutnya Islam telah menjamin persamaan hak laki-laki dan perempuan sesuai dengan qodrat-nya.
Tidak cukup sampai di situ, wanita yang kini menjabat sebagai Pimpinan Perguruan Diniyah Puteri Padang Panjang ini menambahkan bahwa Syaikhoh Rahmah pernah menjadi anggota Organisasi Daerah Ibu (ADI), yang menyelamatkan gadis minang yang dijadikan wanita penghibur oleh Jepang. Perjuangan tersebut berhasil menutup rumah pelacuran yang tersebar pada beberapa kota di Minangkabau.
Saat diwawancarai, Bunda Zizi berpesan agar seminar ini bisa menjadi motivasi untuk perempuan dan laki-laki dalam ber-ijtihad.
“Semoga kegigihan dan keistiqomahan Bunda Rahmah dalam perjuangannya di usia muda bisa menginspirasi mahasiswa Indonesia di Mesir baik laki-laki atau perempuan, karena keduanya adalah harapan bangsa dan agama. Pun kita tau, bahwa dari Universitas Al-Azhar ini telah lahir pakar-pakar ulama dan keilmuan. Semoga mahasiswa Indonesia di Mesir bisa menjadi penguat perjuangan,’’ pesannya untuk seluruh mahasiswa Al-Azhar.
Reporter: Zalfa Salsabilah
Editor: Muhammad Rifqi Taqiyuddin