Manggala, Kairo – Dialog Kebangsaan dan Peluncuran Buku “Jokowi Mewujudkan Mimpi Indonesia: Memahami Pembangunan Berbasis Karakter dan Nilai – Nilai Kemanusiaan” yang sudah dialih bahasakan ke dalam bahasa Arab dengan judul “Jokowi Yuhaqqiqu Ahlam Indonesia: At-Tanmiyah Al-Qaimah ‘Alal Akhlaq wal Qiyam Al-Insaniyyah” berubah menjadi monolog.
Saat dihubungi melalui pesan WhatsApp pasca acara yang berlangsung pada Rabu (6/12) tersebut, pihak panitia menyatakan bahwa mereka sendiri sangat menyayangkan tidak adanya sesi dialog pada acara yang berlangsung di Auditorium Markaz Syekh Zayed, Madinat Nasr, Cairo.
“Iya, Taz. Kami selalu panitia juga sangat menyayangkan hal itu. Kami awalnya berharap akan ada pertukaran ide dan gagasan antara Masisir dengan para tokoh. Tersebab Ini merupakan kesempatan mahal bagi kita,” balas Raja yang merupakan salah satu panitia ketika dihubungi kru Manggala.
Raja juga menjelaskan, bahwa tidak adanya dialog pada acara yang bertajuk dialog ini dikarenakan murni kesalahan dari panitia.
“Nah itu, Taz. Murni kesalahan kami menginfokan rundown acara yang lama. Sebetulnya, rundown acaranya sudah direjuvenasi lagi setelah sebelumnya ada revisi. Di rundown pun (yang saya sebar), ada beberapa pemateri yang belum diganti di dalamnya. Padahal, rundown baru sudah ada, tapi saya enggak engeh masih kirim yang lama,” tambahnya lagi.
Dengan tidak adanya sesi dialog pada peluncuran buku Jokowi ini, terdapat beberapa peserta yang cukup kecewa. Di antaranya adalah salah satu peserta dari suatu forum kajian yang tidak ingin disebutkan namanya.
“Menurutku ya gak pas, kawan-kawan udah pada pengen dialog (karena di rentetannya begitu), tapi sesi pertanyaan ditiadakan. Mestinya ada kepastian dari panitia usai acara atau minimal permintaan maaf,” ujarnya ketika diwawancara kru Manggala pasca acara.
Reporter: Muhammad Rifqi Taqiyuddin
Editor: Fadhil Syukrillah