Manggala, Kairo – Badminton ASEAN Championship (BAC) yang diadakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPMI) Mesir telah selesai dihelat pada hari Jum’at (24/11) di Wafa El Amal, Nasr City, Kairo.
Kejuaraan yang sejak kualifikasi hingga babak final selalu dimeriahkan oleh banyak suporter ini dimenangkan oleh tim KPMJB (perwakilan Indonesia 1) sebagai peringkat pertama dengan membawa pulang uang sebesar EGP2.500 beserta sertifikat. Kemudian disusul oleh tim KSW (perwakilan Indonesia 2) sebagai peringkat kedua dengan membawa pulang uang sebesar EGP1.500 beserta sertifikat.
“Semuanya ini di luar ekspektasi saya dikarenakan dari babak kualifikasi antar kekeluargaan Nusantara sampai ke pertandingan antar negara ASEAN itu suporter selalu memenuhi tribun. Jadi yaaaa sangat luar biasa, apalagi ini adalah event badminton antar negara ASEAN yang pertama kali diadakan oleh PPMI Mesir, mungkin juga pertama kali di kalangan seluruh pelajar ASEAN yang berada di Mesir,” ujar Fikri Fathullah selaku Menko 3 Divisi Olahraga saat diwawancarai kru Manggala.
Kompetisi ini juga diadakan ketika kondisi yang belum memungkinkan saat ini; seperti perizinan dari KBRI yang melarang untuk melakukan event besar selama enam bulan kedepan, hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Rahmat Iqbal selaku Presiden PPMI Mesir.
“Kami ingin mengadakan acara-acara besar cabang olahraga seperti dulu. Walaupun dengan kondisi yang belum memungkinkan saat ini seperti perizinan dan lain lain, cuman kita tetap ingin euforianya tetap hidup. Karenanya kita coba cari alternatif, seperti tidak mengundang masa terlalu banyak, dan juga mengurangi tendensi-tendensi, makanya kami pilih badminton,” ucap Rahmat Iqbal.
Kedua perwakilan dari Indonesia yang tampil pada kompetisi ini merupakan kandidat pilihan terbaik yang sebelumnya telah diseleksi dari 16 kekeluargaan. Satu tim berasal dari KPMJB dan satu lagi berasal dari KSW.
“Karena kita melaksanakan seleksi yang ketat juga, sehingga yang terpilih ini memang benar-benar pilihan yang skill-nya juga luar biasa,” tutup Rahmat Iqbal saat diwawancarai kru Manggala.
Reporter: Abdul Hafidz dan Ajeng Rizqia Maulidy
Editor: Muhammad Rifqi Taqiyuddin