Oleh: Jazeila Rahma
Penulis adalah kru Website Manggala 2023-2024
Dewasa ini, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi berupa adanya media sosial banyak memberikan dampak pada gaya hidup masyarakat. Selalu tampil mengikuti trend dan eksis, baik di dunia maya maupun nyata adalah salah satu contoh perubahan perilaku yang terjadi akibat perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.
Perkembangan dan kemajuan yang terjadi di era milenial ini membawa masyarakat—khususnya wanita muslimah—ikut terbawa arus lifestyle dan trend fashion modern, yang mana hal tersebut dilakukan demi memenuhi keinginan untuk tetap tampil trendy. Sehingga, pada akhirnya membuat mereka lupa akan ketentuan menutup aurat dengan benar sesuai ajaran Islam.
Tidak hanya dalam hal menutup aurat, para muslimah juga lupa akan hakikat dan esensinya sebagai seorang wanita. Selain itu, dengan mengatasnamakan emansipasi, mereka melampaui batasan-batasan dan melanggar kodratnya sebagai kaum hawa. Hal inilah yang pada akhirnya menghilangkan keseimbangan. Karena ketika sesuatu berjalan atau berlangsung tidak sebagaimana mestinya, maka esensi hal tersebut akan hilang dan mengubah eksistensi yang sebenarnya.
Makna Esensi dan Urgensinya
Menurut KBBI, kata ‘esensi’ itu berarti hakikat, inti, dan hal yang pokok. Esensi juga berarti apanya kenyataan atau hakikat sesuatu. Maka esensi ialah apa yang menyebabkan suatu benda itu ada. Seperti halnya pena, ia dikatakan sebagai pena selagi ia masih dapat digunakan untuk menulis, karena esensi sebuah pena ialah untuk menulis. Jadi, meskipun pena tersebut kehilangan tutupnya maka masih dapat dikatakan sebagai pena, karena ia masih dapat digunakan untuk menulis. Namun, apabila yang ada hanyalah tutupnya saja, maka ia tidak dapat dikatakan lagi sebagai pena karena dia tak memiliki lagi esensinya sebagai pena atau ia sudah kehilangan esensinya sebagai pena.
Layaknya yang terjadi di era milenial ini, orang yang mengikuti syariat dikatakan sebagai orang yang kuno dan ketinggalan zaman. Karenanya, dan demi memenuhi gengsinya agar tidak disebut orang yang kuno alias kampungan, banyak wanita yang rela melanggar atau bahkan meninggalkan syariat agamanya sendiri.
Pada akhirnya, tanpa disadari dunia telah kehilangan begitu banyak hal. Semua ketidakseimbangan dan kekacauan yang terjadi disebabkan karena banyak orang sudah tidak menempatkan diri pada tempatnya. Setiap orang sudah kehilangan eksistensi mereka masing-masing hanya demi memenuhi ego dan kepuasan sementara. Banyak pria yang telah kehilangan identitasnya. Sudah tak terhitung kaum wanita telah mengingkari kodratnya. Bahkan banyak dari muslim dan muslimah yang juga ikut kehilangan jati dirinya, padahal merekalah yang seharusnya menyadarkan umat agar kembali kepada posisinya masing-masing demi mengembalikan keseimbangan dunia ini.
Pudarnya Esensi Wanita Muslimah
Sangat disayangkan, kemajuan zaman justru membuat sebagian besar manusia— khususnya wanita—lupa akan hakikatnya sebagai wanita. Saat ini, marak terjadi kasus bunuh diri muslimah akibat hamil di luar nikah, misalnya sebagaimana yang terjadi di Blitar 23 Maret lalu. Selain itu, yang turut memprihatinkan adalah banyaknya perempuan Indonesia yang menjadi PSK demi memenuhi kebutuhannya agar selalu tampil modis. Menurut survey yang dilakukan BScholary, Indonesia berada di urutan ke-8 dalam negara-negara dengan PSK terbanyak di dunia. Bagaimana bisa negara dengan mayoritas muslim terbanyak di dunia justru menjadi negara dengan tingkat PSK yang sangat tinggi?
Di sisi lain, Prof. Dr, Hamid Fahmy Zarkasyi juga mengutarakan dalam salah satu bukunya yakni Liberalisasi Pemikiran Islam, bahwa banyak dari muslimah yang terpapar kerancuan pemikiran akibat westernisasi yang dilakukan oleh peradaban Barat, yang mana tentu pemikiran tersebut bertentangan dengan syariat Islam serta kultur Masyarakat Indonesia. Contohnya adalah para muslimah yang menyuarakan kesetaraan gender, seperti RUU Penghapusan Kekerasan Seksual yang menjadi proyek kaum feminis dalam melegalkan budaya seks bebas di Indonesia.
Esensi Wanita Muslimah
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, sebenarnya bagaimana sih seharusnya setiap muslimah itu bersikap dalam kehidupan agar mengembalikan esensinya sebagaimana yang Islam harapkan? Untuk menjawab hal ini, penulis telah mencoba untuk berpikir dan sampai kepada beberapa langkah yang dapat diambil dan diterapkan setiap muslimah, diantaranya:
1. Kembali kepada Fitrah
Berkembangnya zaman tentu mempengaruhi kehidupan setiap manusia. Namun sebagaimana Allah Swt. telah menciptakan setiap makhluk sesuai kodrat dan fitrahnya, maka tidak seharusnya mereka meninggalkan kodrat dan fitrah mereka sendiri. Sebagai seorang wanita, tentunya ia mestinya tahu betapa penting kodratnya sebagai pencetak generasi-generasi hebat penentu kemajuan suatu bangsa.
Dalam Islam sendiri, wanita muslimah fitrahnya adalah selalu menjalankan syariat Islam dengan sebaik-baiknya. Ia selalu menutup aurat serta menjaga pandangan dan sikapnya. Ia adalah seorang istri yang senantiasa mendukung dan menyertai suaminya. Ia juga ibu yang selalu memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Agar kelak anak-anaknya nanti menjadi penerus yang hebat dan mampu memajukan agama dan negaranya.
2. Menutup Aurat Sesuai Ketentuan Syariat
Sebagai seorang wanita muslimah, Allah telah memerintahkan bahwa salah satu dari kewajiban seorang wanita muslimah ialah menutup aurat dengan pakaian yang syar’i sebagaimana tercantum dalam Al Quran surat Al-Ahzab ayat 59 :
يايهاالنبي قل لأزواجك وبناتك ونساءالمؤمنين يدنين عليهن من جلبيبهن (الأحزاب:59)
Artinya: “Hai nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Ahzab: 59)
Dengan mengenakan pakaian yang menutup aurat sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat Islam, maka hal tersebut termasuk salah satu cara yang dapat dilakukan wanita untuk menjaga esensinya. Ketika seorang wanita muslimah justru dengan bangga memamerkan auratnya di depan orang yang tidak halal melihatnya, maka ia tidak dapat lagi dinyatakan sebagai wanita muslimah yang sejati.
Begitulah cara Islam memuliakan seorang wanita, dengan menjaganya agar terhindar dari segala sesuatu yang bisa menurunkan harga dirinya sendiri. Tidak hanya itu, Islam juga mengajarkan bagaimana seharusnya seorang muslimah bersikap. Dari mulai bagaimana cara ia bergaul dengan yang mahram maupun yang bukan, hingga bagaimana ia tetap bisa menjaga identitasnya sebagai wanita muslimah yang bermartabat ditengah zaman yang penuh dengan maksiat.
3. Menuntut Ilmu dan Terus Meningkatkan Diri
Islam tidak pernah melarang hambanya untuk berhenti belajar. Justru sebaliknya, Islam sangat mendorong umatnya untuk terus larut dengannya. Dalam hal ini Rasulullah saw. bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslimin dan muslimat.” Selain itu, sebuah pepatah mengatakan, “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat.” Maka tentu tidak ada alasan bagi seorang wanita untuk berhenti belajar dan menuntut ilmu.
Perlu diketahui bersama, wanita muslimah bukanlah wanita yang jumud ataupun ketinggalan zaman. Wanita muslimah juga bukan orang yang harus selalu menutup dirinya ditengah masyarakat, akan tetapi ia juga bukan seorang pengumbar. Wanita muslimah ialah wanita yang tahu kapan ia harus bertindak dan kapan waktunya tidak. Islam tak pernah melarang hambanya untuk terus berkarya, maka tak ada larangan pula bagi wanita muslimah untuk sentiasa berkreativitas dan melahirkan ide-ide baru selama kehidupan tetap menjalankan perannya sebagai istri dan ibu.
Khatimah
Pada intinya, wanita muslimah yang mengenal esensi dan eksestensinya sebagai wanita muslimah adalah ia yang menutup aurat dengan syar’i untuk menjaga dirinya, ia yang terus berhijrah dan mendekatkan diri kepada Allah hanya untuk meraih ridha-Nya dan bukan karena trend belaka. Wanita muslimah ialah wanita yang tak pernah lelah belajar dan terus berusaha menjadi manusia bermanfaat dengan tetap menjadi anak shalihah bagi kedua orangtuanya, istri yang baik bagi suaminya dan ibu yang hebat bagi anak-anaknya. Sebagaimana yang dikatakan dalam sebuah pepatah arab:
المرأة عمادالبلاد , إذا صلحت صلح البلاد وإذا فسدت فسد البلاد
Wallaahu A’lam bisshawab.
Editor: Muhammad Rifqi Taqiyuddin