Manggala, Kairo – Tes Linguistik bagi kedua Paslon Capres dan Cawapres PPMI Mesir pada Debat Kandidat yang dilaksanakan di Aula Darul Hasan Keluarga Mahasiswa Jambi (KMJ) dilakukan dalam Bahasa Arab dengan dua lahjah yang berbeda, yakni: Fusha dan ‘Ammiyah Mesir. Muhammad Rizki Akbar selaku panelis pada tes linguistik lahjah ‘amiyah mengatakan kedua paslon telah cukup mampu jika berkomunikasi dengan mashriyyin (orang-orang Mesir) nantinya.
“Menurut saya bahasa ‘amiyah kedua paslon cukup mampu untuk berinteraksi dan menyelesaikan masalah dengan mahsriyyin dan (jika dinilai) kedua Paslon melewati angka 60, artinya mereka bisa paham apa yang saya tanya dan paham apa yang saya mau,” ungkap Muhammad Rizki Akbar kepada kru Manggala pada hari Sabtu (18/3/2023) di Sekretariat KMJ, Kairo.
Ia juga mengatakan urgensi Capres dan Cawapres PPMI Mesir menguasai lahjah ‘ammiyah sama halnya seperti mengusai bahasa Arab fusha. Karena tak dapat dimungkiri kedua paslon ini akan berurusan dengan warga lokal ketika terpilih nantinya, entah itu sebatas silaturahmi atau bahkan jika terjadi masalah yang serius antara Masisir dan pribumi Mesir. Oleh karenanya akan menjadi fatal akibatnya jika kedua paslon ini tidak paham apa yang disampaikan oleh orang-orang Mesir dan berujung pada salah langkah dalam bertindak.
“Paling yang kurang adalah cara mereka (kedua paslon) membantah dan menjawab pertanyaan saya. Mereka juga masih harus belajar attitude dasar ketika bermuamalah dan menyelesaikan masalah dengan orang Mesir,” lanjut pria yang kerap disapa Ammu Kisho ini kepada kru Manggala.
Sementara itu, Saiful Millah selaku panelis tes linguistik bahasa Arab fusha menanggapi perihal pentingnya ber-mujamalah dan berterima kasih terlebih dahulu ketika kita sedang berdialog dengan masyayikh Azhar atau petinggi-petinggi instansi di Mesir.
Oleh: Fadhil Syukrillah
Penulis adalah Kru Warta Manggala 2022/2023