Detik demi detik tak pernah berhenti. Tak terasa tahun pun berganti. Perjalanan telah terukir rapih, suka dan duka telah terlalui.
Katanya, hidup adalah pembenahan diri. Naik dan turun silih berganti. Belajar dan pembelajaran dari sejuta kesalahan yang pernah terjadi, yang terpaut kalam-kalam illahi, memberikan miliaran pepatah hati. Hikmah yang tak akan pernah kau temui jika tak pernah merenungkan diri.
Kini waktu cepat berlari, 2020 telah terakhiri. Siap atau tidak, semua akan terjadi. Tak peduli kamu yang kini kian tertatih-tatih tertinggal pergi atau tersungkur berbalik kembali, lantas mempertanyakan diri, “Apa yang telah kutemui, kudapati dan kumiliki?” Terus mengoreksi diri, “Apakah ada yang kurang selama ini? Apakah aku adalah diri si pecundang yang hanya dipenuhi mimpi? Ataukah sang pejuang yang pantang atas segala rintang?”
Walau sering tersandung bahkan sampai tersesat, buta akan tuju dan rasa, atau sering tersungkur sampai lupa caranya bersyukur, tersenyumlah sebagai tanda kau siap dan terima apa yang telah terjadi. Biarlah yang pahit hingga menusuk hati, yang pedih hingga sesak didada berlalu dan pergi.
Kini sambutlah tahun yang berganti ini. Kita buka lembaran baru yang putih bersih lagi. Kita mulai kembali, membuktikan bahwa diri siap menjadi lebih baik lagi. Kembali berpusat pada mimpi, harapan dan tujuan yang sempat tertahan dan tertunda bahkan hampir terakhiri.
Selamat tinggal 2020. Terima kasih atas segala kisah dan kasih yang semakin mendewasakan diri. Seribu kenangan, sejuta harapan, pun miliaran impian.
Tariklah napas kebahagian penuh harapan baru di pagi ini, berlomba dengan embun yang siap menyejukkan dan menebarkan senyuman bersemangat. Bahkan di saat sore menyapa, berlomba dengan senja mengindahkan dunia, tidak sedih dan terpuruk walau gelap akan menyelimuti.
Lihatlah ke depan, sudah seberapa dekat kamu melangkah dan berlari menuju mimpi. Lihatlah sekilas kebelakang, seberapa jauh kamu sudah berjuang. Lihatlah samping kanan dan kiri, siapakah orang-orang yang masih setia berada di dekatmu, yang selalu menyuportimu, membantumu, berkorban untukmu, mengharapkanmu selalu baik-baik saja, dan menanti kesuksesanmu. Lihatlah ke atas, seberapa bersyukur dan berserah kita pada-Nya, seberapa percaya dan cinta kita pada-Nya. Lihatlah ke bawah, betapa dunia sudah tua, dan menanti kamu untuk menyemangatinya lagi. “Hai, sang penerus masa depan. Dunia menantimu naik ke permukaan, untuk memperbaiki kecacatan bumi, dan gundahnya langit”.
Katakanlah, “Assalamualaikum 2021, aku siap menjadi lebih baik. Aku siap menjadi yang terbaik. Aku siap mengejar mimpi. Aku siap membayar kesalahanku kemarin. Aku siap menjadi diri sendiri. Aku siap membanggakan mereka yang mencintaiku dan kucintai. Aku siap ya Rabb, bantu aku berjuang, kuatkanlah aku.”
Baca Juga Artikel Lainnya: “Perjanjian Tordesillas, Awal Perjajahan Dunia”
Oleh: Nabila Nurunisa
Penulis adalah Kru Majalah Manggala 2020/2021