Manggala, Kairo – Pada sesi debat kandidat Wihdah, kedua panelis yaitu Damae Wardani, M.Med.Kom. dan Hilda Humaira, Lc., Dipl. mengungkapkan bahwa mereka kurang puas dengan jawaban kedua calon ketua Wihdah 2024/2025 karena masih mentah dan belum maksimal.
“Dari apa yang telah dipaparkan dari kandidat satu dan dua menurut saya masih banyak yang masih mentah, maksudnya bagaimana? Harusnya bisa lebih maksimal jika mereka punya strategi yang tersusun rapi dan juga cara berpikir yang lebih menyeluruh dari setiap masalah yang dipertanyakan,” ungkap Damae Wardani selaku panelis pertama kepada kru Manggala saat diwawancarai pascadebat pada Kamis (11/7) di Aula Griya KSW, Kairo.
Ia menambahkan bahwa jawaban mereka masih di permukaan dan bahkan tidak menyentuh sama sekali akar masalah yang telah ditanyakan oleh panelis.
“Yang disampaikan tadi masih di takaran permukaan, jadi belum sampai ke inti bahkan ke akar masalah maupun langkah-langkah nyata yang bisa langsung diterapkan. Jadi andaikan saya punya kekuatan memundurkan waktu, mungkin saya memberikan saran kepada panitia agar sebelum debat ini berlangsung paling tidak ada pembekalan dulu,” jelas wanita yang juga merupakan Co-Founder Rumah Hiwar ini.
Senada dengan Damae, Hilda Humaira juga mengungkapkan perasaan yang sama tentang betapa mentahnya jawaban yang keluar dari mulut para kandidat.
“Kalau dari segi jawaban, saya setuju dengan ustadzah Damae bahwasanya apa yang disajikan mereka ini masih jawaban mentah. Kenapa? Karena menurut saya, mereka ini maju dulu, menetapkan tujuannya belakangan, bukan punya tujuan dahulu baru maju. Ketika ditanya mau dibawa kemana juga yaudahlah yang sekiranya terlintas di benak saja tanpa tau tujuan sebenarnya dan apa kebutuhan Wihdah itu sendiri,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Hilda juga menambahkan bahwa sebenarnya permasalahan yang terjadi di Wihdah itu dari tahun ke tahun sebenarnya sama saja. Namun seolah tidak ada perbaikan atas masalah yang telah terjadi.
“Kalau dilihat permasalahan wihdah dari tahun ke tahun itu sama, kurang dari segi internal, eksternal, hubungan kurang harmonis, kemudian wihdahnya kurang bercahaya, program-programnya belum merangkul semua orang, seharusnya dicari kenapa dari tahun-ketahun permasalahannya sama? Berarti akar masalahnya belum terselesaikan, belum dapat. Atau jangan-jangan mereka tidak tau kalau ada masalah?” Tutup Hilda.
Reporter: Aghna Irma Yani dan Muthia Rafifah Rochman
Editor: Rifqi Taqiyuddin