Manggala, Kairo — Bukan Masisir namanya kalau tidak kreatif dan inovatif dalam bergerak serta berkarya. Di antara banyaknya inovasi tersebut ialah Cairo Book Party yang kemarin baru saja mengadakan pertemuan perdananya pada Sabtu, (22/6) di Hadiqah Dauliyah, Nasr City.
Alman Haris Harjuni selaku inisiator gerakan, pada sambutannya, membeberkan sejumlah alasan dan motivasi berdirinya Cairo Book Party ini. Salah satunya adalah agar perkumpulan ini menjadi wadah membaca bagi Masisir.
“Saya yakin sudah banyak masisir yang suka baca buku, bikin kegiatan sharing buku gitu. Tapi kita jalan sendiri-sendiri. Beberapa bahkan sifatnya eksklusif. Oleh karena itu, melalui Cairo Book Party ini, kita bikin wadah yang inklusif, terbuka untuk siapapun. Makanya sifat keanggotaannya juga tidak mengikat. Yang mau datang langsung datang, kalo nggak juga nggak apa-apa. Yang mau sharing silahkan, yang mau mendengar aja juga nggak apa-apa. Yang penting, Masisir harus banyak baca buku, dan kita mewadahi itu,” tuturnya.
Berdirinya Cairo Book Party ini juga disambut baik oleh Masisir. Tercatat ada 81 orang hadir pada acara yang digelar sore hari. “Ini melebihi ekspektasi kami. Awalnya kami hanya mengira paling sepuluh dua puluh, tapi ternyata hampir seratus orang,” jelas Alman.
Kegiatan ini diawali dengan pembagian Book Mates (baca: sebutan untuk anggota Book Party) menjadi empat kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan silent reading selama 20 menit di kelompok masing-masing, para Book Mates membaca bukunya masing-masing tanpa suara, mereka fokus dengan bacaannya. Setelah itu, diikuti dengan sharing time dimana setiap Book Mates secara acak menceritakan bukunya masing-masing. Adzan maghrib menjadi penanda berakhirnya kegiatan Cairo Book Party pekan ini, yang kemudian akan dilanjutkan pada pekan depan.
Reporter: Irfan Amrullah Prasetyo
Editor: Rifqi Taqiyuddin