Manggala, Kairo – Partai semifinal dan final Kompetisi Ilmu Alat Masisir (KIAM) yang diselenggarakan oleh PPMI Mesir bersama dengan Manhaj Study dan Senat Mahasiswa Fakultas Bahasa Arab (FBA) berlangsung meriah. Meskipun terdapat pemadaman listrik di pertengahan acara, hal tersebut tidak menurunkan atmosfer perlombaan yang dilaksanakan pada Sabtu (18/11) di Aula PWK NWDI Mesir, Darb Ahmar, Cairo.
Sultan Ambara, Ketua Panitia KIAM tahun ini, dalam sambutannya menyampaikan bahwa alasan diadakannya kompetisi ini adalah untuk menunjukkan akan pentingnya ilmu alat bagi Masisir.
“Ilmu alat ini kan memiliki peran penting bagi kita Masisir, tapi (sayangnya) masih banyak Masisir yang meremehkannya, padahal ilmu alat inilah yang menghantarkan kita kepada ilmu maqashid. Bagaimana kita sampai ke ilmu maqashid kalau ilmu alat saja belum mumpuni,” ucap Sultan.
Hal tersebut selaras juga dengan apa yang disampaikan oleh Aria Mochammad Okto, Lc. selaku Direktur Manhaj Study dalam sambutannya.
“Kalau bisa, kompetisi keilmuan ini lebih banyak daripada kompetisi non-keilmuan. Malah aneh kalau (kompetisi) non-keilmuan lebih banyak daripada (kompetisi) keilmuan sendiri. Kalau bisa setahun ada tiga ratus kali diadakan,” sontak ustadz Okto disambut gelak tawa hadirin.
Pada gelaran KIAM tahun ini, tim dari KMKM pun berhasil menyabet juara satu usai menaklukkan 27 tim pada babak penyisihan, sepuluh tim pada babak semifinal, dan enam tim pada babak final. Mereka membawa pulang EGP2000 sebagai hadiah. Menyusul kemudian juara dua oleh tim Gamajatim dengan hadiah EGP1500 dan juara tiga dari tim KPJ dengan hadiah EGP1000.
Adapun yang menjadi juri pada kompetisi ini adalah para tokoh Masisir yang sudah malang melintang di dunia keilmuan. Antara lain adalah Founder Rumah Syariah Agung Saputro, Lc., Dipl., Direktur Manhaj Study Aria Mochammad Okto, Lc., dan Pembina Beasiswa Cendikia Baznas (BCB) Mesir M. Zainin Nadzif, Lc., Dipl.
Reporter: Abdul Hafidz dan Irfan Amrullah Prasetyo
Editor: Muhammad Rifqi Taqiyuddin
