Menggugat Keabsahan “Agar Silaturahmi Tidak Terputus, Boleh Pinjam Dulu Seratus?”

Pinjam Dulu Seratus
Sc: facebook.com/animasidalangpelo

Oleh: Rifqi Taqiyuddin

Beberapa hari yang lalu saat banyak orang yang berbahagia karena kelulusannya, di sore hari dalam kamar dengan suhu yang normalโ€”tidak panas dan tidak pula dinginโ€”penulis sedang bermain ponsel pintar layaknya kaula muda pada umumnya.

Kala itu, ditemani dengan ratusan biji kuaci yang akan dikeluarkan isinya dengan cara digigit satu persatu, penulis membuka aplikasi yang dulu logonya bergambar burung namun kini sudah berubah. Sambil diiringi lantunan musik playlist spotify favorit dengan banyak lagunya yang elok didengar, penulis menemukan satu cuitan yang cukup menarik dari salah satu kolega dekat. Disana ia menulis:

“Menggugat keabsahan kalimat ‘Agar silaturahmi tidak terputus, boleh pinjam dulu seratus?’ Nyatanya, justru karena utang byk silaturahmi yg terputus๐Ÿ˜ช.”

Dari cuitan yang tidak dirubah sama sekali kalimatnya kecuali tanda baca dan penggunaan huruf kapitalnya saja, penulis yang kala itu memang sedang cukup gabut pun akhirnya merasa tergerak untuk sedikit menjabarkan dan mensyarah keresahan sang kolega tersebut.

Meskipun ya bisa dikatakan kalimat yang akan dibahas pada tulisan kali ini adalah sebuah guyonan yang bernada sindiran, tidak ada salahnya juga kan kita membawanya kepada sesuatu yang lebih serius. Hehe… Sebab apa yang shohibul cuitan utarakan sangat menggelitik otak yang sudah mulai tumpul ini. Selain karena memang tulisan ini dibuat hanya untuk mengisi kegabutan yang sedang melanda diri kala itu.

Asal Muasal

Berbicara soal asal-muasalnya, kalimat bercirikan pantun singkat dua baris “Agar silaturahmi tidak terputus, boleh pinjam dulu seratus?” adalah inovasi dan pengembangan netizen +62 dari diksi yang lebih dulu ramai yaitu “Pinjam dulu seratus”.

Nah, tidak seperti kalimat viral lain yang cukup mudah dilacak trendsetter-nya, kalimat “Pinjam dulu seratus” ini agak sulit diketahui asal-usulnya. Hanya saja memang, ada beberapa teori yang menyebutkan awal mula kalimat tersebut.

Salah satunya adalah sebagaimana yang dikutip dari lifestyle.solopos.com, disana menyebut bahwa kemunculan kalimat dan meme pinjam seratus dulu diduga bermula pada awal 2023, di mana ada stiker untuk WhatsApp dengan memakai adegan film Rise of the Planet of the Apes (2011). Pada stiker tersebut, menampilkan karakter Caesar yang berwujud simpanse memberitahu William Rodman bahwa dia sudah di rumahnya, disertai tulisan pinjam dulu seratus. Ini penampakan stikernya:

Pinjam dulu seratus
Sc: knowyourmeme.com

Namun sekali lagi perlu para pembaca sekalian catat, tidak ada data resmi atau valid terkait siapa orang atau akun yang pertama kali mempopulerkan kalimat ini. Hanya saja pada intinya, frasa “Pinjam dulu seratus” dengan sangat cepat tersebar luas ke seluruh sisi tanah air. Baik di dunia maya maupun dunia nyata, orang-orang gemar sekali menggunakannya.

Tidak hanya mengucapkan kalimatnya secara langsung, masyarakat pun banyak yang membuat pantun tentangnya. Nah, salah satunya adalah yang dibahas pada tulisan ini yaitu “Agar silaturahmi tidak terputus, boleh pinjam dulu seratus?”. Selain pantun tersebut, masih banyak pantun lainnya yang serupa seperti:

  • Ikan barracuda melawan arus
    Boleh pinjam dulu seratus?
  • Beratus-ratus bintang di awan, hanya satu yang paling terang
    Agar menguatkan pertemanan, bisakah pinjam dulu seratus kawan?

Uniknya, tidak hanya sekedar dilontarkan oleh rakyat-rakyat golongan biasa seperti kita, sekelas dan sekaliber Presiden Joko Widodo pun pernah mengucapkannya. Hal ini sebagaimana pantun beliau dalam pertemuannya di depan 100 CEO ketika sedang berkunjung ke Ibu Kota Nusantara (IKN) pada awal bulan November ini. Berikut kutipan pantun yang beliau sampaikan:

Ikan lohan, ikan gabus
Direndam dulu baru direbus
Supaya pembangunan maju terus
Pinjam dulu seratus

Silaturahmi Justru Terputus

Jika berbicara fakta yang terjadi di lapangan, alih-alih silaturahmi atau pertemanan semakin kokoh dan nyambung terus, hutang alias meminjam uang ke orang lain justru menjadi perkara yang menyebabkan banyak silaturahmi terputus. Sudah tak terhitung berapa banyak ikatan silaturahmi antar keluarga besar renggang karenanya. Bahkan boleh jadi menyebabkan permusuhan dan perkelahian antar saudara kandung sendiri yang notabene satu darah dan satu nasab. Tidak sampai di situ, sudah banyak juga kejadian dalam ikatan pertemanan yang awalnya akrab dan sering nongki bareng menjadi asing dan seolah tak saling mengenal. Ya, semua itu terjadi hanya karena yang namanya hutang.

Iya sih bisa dibilang tidak semua hutang dapat menyebakan lenyapnya tali silaturahmi dan juga rusaknya pertemanan. Selain itu juga memang tidak ada data resmi yang menunjukkan tentang persentase berapa banyak jalinan silaturahmi dan pertemanan terputus karenanya. Namun bisa dikatakan sudah banyak sekali cerita-cerita yang beredar di tengah-tengah masyarakat mengenai hal ini. Baik itu yang dikisahkan di postingan-postingan dunia maya dan viral karena masuk FYP, maupun obrolan mulut ke mulut di dunia nyata. Bahkan penulis pun pernah mengalaminya saat dulu sedang mengabdi menjadi musyrif asrama. Maaf ya jadi sedikit curhat, hehe…

Ala kulli hal, intinya statement yang menyebut agar silaturahmi tidak terputus karena meminjam uang seratus tidaklah benar alias keliru. Selain itu FYI saja, putusnya silaturahmi karena hutang pun ternyata pernah terjadi di masa para sahabat. Perhatikan kisahnya dengan baik,

ูˆู„ู…ุง ู…ุฑุถ ู‚ูŠุณ ุจู† ุณุนุฏ ุจู† ุนุจุงุฏุฉ ุงุณุชุจุทุฃ ุฅุฎูˆุงู†ู‡ ููŠ ุงู„ุนูŠุงุฏุฉุŒ ูุณุฃู„ ุนู†ู‡ู… ูู‚ูŠู„ ู„ู‡: ุฅู†ู‡ู… ูŠุณุชุญูŠูˆู† ู…ู…ุง ู„ูƒ ุนู„ูŠู‡ู… ู…ู† ุงู„ุฏูŠู†. ูู‚ุงู„: ุฃุฎุฒู‰ ุงู„ู„ู‡ ู…ุงู„ุง ูŠู…ู†ุน ุนู†ูŠ ุงู„ุฅุฎูˆุงู† ู…ู† ุงู„ุฒูŠุงุฑุฉุŒ ุซู… ุฃู…ุฑ ู…ู†ุงุฏูŠุง ูŠู†ุงุฏูŠ ู…ู† ูƒุงู† ู„ู‚ูŠุณ ุนู†ุฏู‡ ู…ุงู„ุŒ ูู‡ูˆ ู…ู†ู‡ ููŠ ุญู„. ููƒุณุฑุช ุนุชุจุฉ ุจุงุจู‡ ุจุงู„ุนุดูŠ ู„ูƒุซุฑุฉ ุงู„ุนูˆุงุฏ.

โ€œTatkala Qais bin Saโ€™ad bin โ€˜Ubadah r,a sakit, para saudara dan sahabat menunda menjenguknya. Lalu, ia bertanya tentang mereka. Maka, dijawab, โ€˜Mereka merasa malu karena punya utang kepada engkau.โ€™ Ia pun berkata, โ€˜Semoga Allah menghinakan harta yang telah mencegah kawan-kawan menjengukku.โ€™ Kemudian ia perintahkan agar diumumkan bahwa barangsiapa yang punya utang kepada Qais, telah diputihkan (dianggap lunas). Setelah itu, ambang pintu rumah Qais patah karena begitu banyaknya orang yang menjenguknya.โ€ (Hakaya Al-Ajwad,ย hal. 51)

Epilog

Yah begitulah ges fakta yang banyak terjadi hari ini di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat zaman now. Memang, berhutang tidaklah salah dan sah-sah saja untuk dilakukan. Tidak ada satupun larangan dalam Islam tentang hal tersebut. Sebaliknya, bahkan di beberapa nash baik Al-Qur’an maupun sunnah menganjurkan seorang muslim memberikan pinjaman kepada saudaranya yang sedang membutuhkan. Yang mana, itu berarti menunjukkan bahwa Islam membolehkan seorang muslim untuk berhutang.

Hanya saja yang perlu diperhatikan, jika diantara pembaca sekalian saat ini sedang memiliki hutang, yuk berusaha semaksimal mungkin untuk melunasinya. Jika tidak bisa secara kontan membayarnya, setidaknya mintalah keringanan kepada yang dihutangi untuk membayarnya secara menyicil. Yang penting, jangan sampai ada perasaan di dalam hati untuk tidak membayarnya, sebab hal itu dilarang dalam Islam. Sebagaimana sebuah hadits menyebut:

ุฃูŽูŠู‘ูู…ูŽุง ุฑูŽุฌูู„ู ูŠูŽุฏูŽูŠู‘ูŽู†ู ุฏูŽูŠู’ู†ู‹ุง ูˆูŽู‡ููˆูŽ ู…ูุฌู’ู…ูุนูŒ ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ูŠููˆูŽูู‘ููŠูŽู‡ู ุฅููŠู‘ูŽุงู‡ู ู„ูŽู‚ูู‰ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุณูŽุงุฑูู‚ู‹ุง

โ€œSiapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.โ€ (HR. Ibnu Majah)

Demikianlah sedikit hasil kegabutan penulis di suatu sore. Sebagai penekanan ges, disini penulis gak ada maksud untuk tidak membolehkan berguyon dengan kalimat “Agar silaturahmi tidak terputus, boleh pinjam dulu seratus?” kok. Melainkan hanya menjabarkan bahwa jika dibawa kepada makna yang lebih serius, kalimat berbentuk pantun singkat 2 baris tersebut kurang tepat secara fakta yang kini banyak terjadi di lapangan.

Terakhir penulis ingin mengatakan, daripada berucap “Agar tali silaturahmi tidak terputus, boleh pinjam dulu seratus?”, lebih baik berkata “Agar tali silaturahmi tidak terputus, bolehkah kita maju ke jenjang yang lebih serius?” yang sudah pasti dapat menambah keterikatan dengan seseorang. Uhuuuyy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *