Warta  

Krisis Moneter Tidak Menurunkan Daya Beli Masyarakat, Atase Perdagangan Sorot Potensi Tingginya Peluang Ekspor ke Mesir

Peluang Ekspor di Mesir
Sc: Panitia Talkshow Kemahasiswaan

Manggala, Kairo – Meski Republik Mesir sedang diterjang krisis moneter, M. Syahran Bhakti selaku Atase Perdagangan KBRI Kairo, menilai masyarakat Mesir masih memiliki daya beli yang cukup tinggi terhadap produk-produk Indonesia, terutama pada produk agrikultural berupa biji kopi dan kelapa sawit.

Dalam datanya yang dilansir dari Kemendag RI, Syahran menyoroti tingginya potensi peluang ekspor produk unggulan Indonesia yang dapat masuk ke Mesir. Hal tersebut ia paparkan dalam acara “Talkshow Kemahasiswaan 2023: Meningkatkan Kualitas Mahasiswa yang Inovatif dan Adaptif Menuju Indonesia Emas 2045”, di Aula Pasanggrahan KPMJB pada Sabtu, (07/10).

“Di mesir potensi perdagangan dengan Indonesia cukup besar. Karena kita lihat jumlah penduduk Mesir cukup banyak, 110 juta penduduk. Di sini tempatnya padang pasir, tidak seperti di kita yang subur. Jadi banyak barang dari kita yang bisa diperjualbelikan di sini. Walaupun kita tau sama-sama Mesir sedang krisis moneter, tapi kalau kita lihat di jalan-jalan, di restaurant, di mall-mall, masih tetap ramai. Masih tetep ada saja (pembelinya). Berbeda saat krisis moneter di Indonesia yang secara statistik keadaan ekonomi kita menurun, daya beli (masyarakatnya) juga menurun,” tuturnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa tingginya peluang bagi eksportir beriringan dengan tingginya tantangan yang akan dihadapi. Namun, ia menambahkan bahwa masyarakat Mesir masih banyak yang berminat pada produk Indonesia, terutama kopi. Mereka lebih cenderung suka kopi Indonesia dibanding kopi dari negara lain, karena memiliki cita rasa yang unik dan khas. Sehingga, cukup banyak kopi Indonesia yang dijual di Mesir.

“Jadi kopi yang paling banyak diperdagangkan di sini adalah kopi yang belum di-grill (dihaluskan), yang masih biji kopi. Jenisnya robusta dan medium roast. Karena itu masih bebas dari tarif impor. Yang udah lama di sini pasti ngerti, lah. Karena orang Mesir ini beli apa aja yang penting murah,” ujarnya

“Pesaing kita dari negara Brazil, Swiss kemudian Vietnam. Menurut importir mesir, dia bilang kalau kopi Indonesia itu flavournya (red : rasa) beda. Flavournya khusus sehingga banyak diminati dan pangsa pasarnya masih tetap besar di Mesir. Kemudian beberapa tantangannya adalah faktor pesaing dan juga produk pertanian yang dipengaruhi oleh musim panen. Ketika musim panennya rendah, harga-harga cenderung akan naik. Maka, yang diperlukan bagi para pedagang adalah sistematika untuk menyimpan barang dan melihat kapan produk-produknya dikeluarkan, kemudian kapan menimbun dari petani kopi kembali,” tambah Syahran.

Selain itu, ia menyoroti beberapa peningkatan dan pertumbuhan statistik perdagangan terhadap produk-produk Indonesia di Mesir berdasarkan data yang ia tampilkan dari Kemendag RI.

“Pertumbuhan perdagangan Indonesia-Mesir dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Kalau kita lihat trendnya sebesar 11,21% tahun 2022. Dan 2023 ini walau belum ditutup dan masih bulan Oktober, ini sudah mau menyamai trend di tahun 2022 (10,63%). Kalau kita lihat, walau secara jumlah mengalami penurunan, namun kualitas dan variasi barang yang diekspor ke Mesir makin ada pengembangan berupa penambahan barang. Yang awalnya hanya ekspor kopi, kelapa sawit, sekarang sudah mulai ada barang-barang yang bervariasi,” paparnya

Di akhir, ia menegaskan bahwa perdagangan antar dua negara ini sejatinya untuk merekatkan hubungan bilateral yang telah tertanam dengan baik sejak dulu. Berdagang dengan memegang prinsip bukan untuk saling bersaing tetapi saling melengkapi. Sehingga, keharmonisan antar Indonesia dengan Mesir tetap harum dan terjaga.

Reporter: Atsilla Yusya Arrizky

Editor: Muhammad Rifqi Taqiyuddin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *