Manggala, Kairo – Wihdah PPMI Mesir mengadakan Grand Closing Forkapan (Forum Kajian Perempuan) pada Rabu (24/04) di Auditorium Imam At-Thayyeb Kulliyah Ulum, Distrik 6, Madinat Nasr, Kairo.
Pada penutupan ini, panitia Forkapan yang diwakili oleh Rihadah ‘Aisy Fitriah menyampaikan laporan hasil kajian yang terdiri dari 2 kajian dengan tema yang berbeda yakni “Perempuan dalam Belenggu Kultur dan Tradisi” dan “Perempuan dan Ruang Publik; Antara Peluang dan Tantangan Era Patriarki Baru”. Dua tema tersebut merupakan tema yang sangat relevan dengan kondisi perempuan saat ini.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa akar diskriminasi perempuan lahir dari adat dan tradisi yang berlaku, di samping itu perempuan di ruang publik juga masih menjadi problematika yang berulang. Maka jawaban dari realita tersebut ialah dengan merekonstruksi pemikiran kita serta realitas sosial budaya dengan mengimplementasikan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
https://drive.google.com/file/d/14kXDkrPpurjMznDdSgOHSL6ZakN-y_hI/view?usp=drivesdk (Pranala Hasil Kajian)
Dalam sambutannya Af’idatus Shofiyah selaku Wakil Ketua Wihdah PPMI Mesir mengatakan, “Kita (baca: masisirwati) adalah kartini-kartini masa depan yang lahir dari rahim Al-Azhar serta menjadi duta-dutanya dalam menyebarkan dan mengokohkan ajaran Islam di Indonesia.”
Prof. Dr. Salamah Daud Rektor Universitas Al-Azhar yang juga turut hadir dan memberikan sambutannya menyampaikan bahwa hubungan antara laki-laki dan perempuan haruslah saling melengkapi.
“Hubungan antara perempuan dan laki-laki ialah ‘alaqah takammul (hubungan yang saling melengkapi) seperti halnya hubungan antara siang dan malam. Dan bukan ‘alaqah ‘adawah (hubungan yang saling bertentangan). Keduanya harus melengkapi dalam berbagai hal, baik dalam hal kecil ataupun hal yang besar.”
Acara ini merupakan penutup dari rangkaian acara Forkapan (Forum Kajian Perempuan) yang mulai diselenggarakan pada tanggal 5 November 2023. Forkapan adalah wadah bagi Masisirwati untuk meningkatkan kembali spirit diskusi demi terciptanya ekosistem intelektual yang kaya, mendalam dan responsif. Forum kajian ini diikuti oleh 21 delegasi yang masing-masing mengirimkan 2 peserta, dan juga dibuka untuk Masisirwati secara umum.
Grand Closing Forkapan ini juga diisi dengan kajian bersama Dr. Nahla As-Sa’idi dengan tema “Menerapkan Kesetaraan dan Keseimbangan di Masa Kini”. Beliau berpesan bahwa makna musawwah bukan berarti perempuan dan laki-laki sama dalam segala aspek, akan tetapi bermakna perempuan dan laki-laki memenuhi haknya masing-masing. Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab langsung antara peserta dengan Dr. Nahla As-Sa’idi.
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Rektor Universitas Al-Azhar cabang perempuan Dr. Muhammad Fikri Khudor, Duta Besar RI untuk Mesir yang diwakili oleh M. Zaim A. Nasution, dan Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kairo Dr. Rahmat Aming Lasim, M.B.A.
Reporter: Farahsyifa Muthia dan Jazeila Rahmatika
Editor: Fadhil Syukrillah