Organisasi-organisasi yang dimotori oleh mahasiswa Indonesia di Mesir saat ini bisa dikatakan sudah tidak dapat lagi dihitung oleh jari. Supaya tidak nirfaedah, banyaknya organisasi ini harus berbanding lurus dengan kebermanfaatan terhadap dirinya, ataupun untuk khalayak umum. Bukan sebaliknya, yaitu malah menjadi bumerang yang mengantarkan dirinya bergegas menuju pintu ujian takhalluf.
Harus diakui bahwa membentuk organisasi yang sehat, bermanfaat, dan tidak toxic adalah salah satu hal yang tidak mudah. Satu di antara banyak faktor yang paling berpengaruh terhadap hal tersebut adalah kepemimpinan. Sejarah peradaban manusia telah membuktikan, kuat atau tidak nya, berhasil atau tidaknya, dan maju atau mundurnya suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan. Tentu, yang dimaksud di sini bukan hanya kepemimpinan biasa, melainkan sebuah kepemimpinan ideal.
Lantas, apa yang dimaksud kepemimpinan ideal itu? Apakah sosok pemimpin yang pandai dalam beromon-omon? Atau pemimpin yang selalu bagi-bagi sembako dan beasiswa? Atau pemimpin yang bisa membebaskan jajarannya dan rakyatnya dari korupsi? Atau pemimpin yang mempunyai massa yang banyak? Jelas, jawaban konkret nya bukan hanya hal itu. Lantas apa?
Makna Kepemimpinan dan Karakter Pemimpin yang Ideal
Pakar Administrasi Publik John Pfiffner mengemukakan bahwa “kepemimpinan adalah seni untuk mengkoordinasikan dan memberikan dorongan terhadap individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan”. Sedangkan ideal, jika merujuk kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti “sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau dikehendaki”. Sehingga dari sini dapat disimpulkan secara eksplisit bahwa yang dimaksud kepemimpinan ideal adalah salah satu seni untuk mengkoordinasikan dan memberikan dorongan terhadap orang lain dengan cita-cita yang sangat tinggi guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Berangkat dari makna di atas, maka salah satu modal yang harus digunakan untuk membangun organisasi yang sehat, bermanfaat, dan tidak toxic adalah dengan cara memahami dan mengimplementasikan makna dasar dari kepemimpinan yang ideal tersebut. Setelah memahami makna dasar tersebut, langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah memilih sosok pemimpin yang ideal sebagai subjek dari kepemimpinan itu.
Karakter pemimpin di sebuah organisasi adalah gambaran dari organisasi yang dipimpinnya. Jika karakter pemimpinnya ideal, maka ini merupakan sebuah angin segar nan positif untuk organisasi yang ia naungi. Sebaliknya, apabila yang menjadi pemimpin adalah sosok yang jauh dari kata ideal, tak kompeten, toxic, dan hanya gemar mengobral janji serta omon-omon, maka sudah barang pasti akan menjadi neraka bagi organisasi yang berada di bawah kekuasaannya. Lalu seperti apa ciri dan karakter pemimpin ideal itu? Setidaknya ada beberapa poin menurut opini dan sudut pandang penulis.
Pertama, mampu untuk bertanggung jawab. Kenapa sikap bertanggung jawab penulis letakan di urutan teratas dari potret pemimpin yang ideal? Sebab ini adalah hal yang sangat wajar dan jelas. Sepintar apapun pemimpin layaknya Albert Einstein dan seaktif apapun dirinya, kalau tidak bisa bertanggung jawab kepada dirinya sendiri dan juga organisasinya, maka hal tersebut hanya akan menjadikan organisasi yang ada dibawahnya tidak sehat. Contoh sederhana dari pemimpin yang tidak bertanggung jawab adalah adanya korupsi dan stagnannya proker yang dilakukan oleh staff organisasinya sendiri. Pemimpin ideal tidak hanya harus cerdas dan aktif, melainkan ia adalah pribadi yang harus bertanggung jawab.
Kedua, sesudah tertanam sikap tanggung jawab, sikap inovatif dan berani adalah sikap yang harus ada dalam potret pemimpin ideal. Pemimpin ideal, ia harus berani berada di ujung tombak pengeksekusian proker organisasi dalam mewujudkan perubahan yang inovatif. Dari sosok inovator inilah nantinya akan muncul visi, misi, dan gagasan yang luwes, visioner, dan relevan dengan zaman dan untuk organisasinya. Implikasi dari sikap kedua inilah yang akan mendobrak pintu perubahan dan kemajuan pada suatu organisasi.
Ketiga, bisa menjadi pendengar yang empati. Pemimpin ideal harus mampu mendengarkan dengan empati terhadap kebutuhan, kekhawatiran, dan aspirasi dari seluruh anggota. Penting kiranya mendengar aspirasi dari seluruh anggota dan bukan hanya menerima keluhan dan masukan dari orang terdekatnya atau orang yang mengusungnya saja. Sebab dia bukan hanya menjadi pemimpin bagi timsesnya saja, melainkan bagi seluruh anggota yang ada di bawahnya.
Keempat, mampu mengetahui seluk beluk permasalahan, baik internal maupun eksternal dari organisasi yang dipimpinnya. Tidaklah etis rasanya kalau ada pemimpin yang lenggak-lenggok di meja kekuasaan tertinggi tetapi kosong pengetahuan terhadap problematika organisasi. Sebab bagaimana mungkin dia akan menjadi problem solver jika tidak mengetahui akar dari permasalahan yang akan dihadapinya?
Memilih Pemimpin Ideal
Memahami makna kepemimpinan yang ideal dan mengetahui karakter dari seorang pemimpin adalah hal paling fundamental yang harus diketahui. Terlebih di masa-masa pemilihan yang akan menentukan nasib organisasi kedepannya. Dalam hal ini sudah barang pasti konteksnya adalah Pemilihan Presiden PPMI Mesir.
Sebentar lagi, kurang dari satu pekan, kita selaku mahasiswa Indonesia di Mesir akan menentukan pucuk pimpinan yang akan menjadi nahkoda organisasi tertinggi selama satu tahun ke depan. Kedua paslon, kini masih dan terus menyampaikan gagasan serta ide-ide dengan berbagai macam cara penyampaian. Dari mulai sowan ke almamater, kekeluargaan, afiliatif, dan bahkan forum diskusi terbuka mereka lakukan.
Sebagai anggota yang memiliki hak pilih, sekaranglah saatnya bagi kita untuk menentukan pilihan. Jangan hanya sekedar memilih atas dasar kesukuan dan kesamaan afiliatif semata, melainkan pilihlah pemimpin yang paling ideal di antara kedua paslon yang ada dengan melihat keempat ciri yang sudah penulis sebutkan. Selain itu, tidak lupa tentunya dengan melihat dan memahami tentang ide dan gagasan yang mereka emban. Semoga kedepannya PPMI kembali wangi dan semakin terasa kebermanfaatannya bagi seluruh elemen pelajar dan mahasiswa yang seluruhnya sedang menata masa depan.
Oleh: Nabil Irtifa
Kru Esai Website Manggala 2023-2024
Editor: Rifqi Taqiyuddin