Pesta politik di Masisir semakin hangat dengan munculnya pamflet kelolosan dua paslon dari screening yang diseleksi ketat oleh PPR (Panitia Pemilihan Raya). Membaca elektabilitas kemungkinan dua paslon tersebut, saya ingin menguraikan kemungkinan perolehan suara dari kedua paslon yang akan bertanding di beberapa minggu ke depan.
Paslon Pertama
Paslon yang pertama lolos screening yang terdiri dari pasangan Ahmad Rizaly Baktsir – Muhammad Fathan Roshish. Pasangan tersebut memiliki latar belakang basis massa yang sama kuatnya. Rizaly dengan KKS-nya yang sering disebut-sebut sebagai kekeluargaan tersolid seantero Masisir dan Fathan atau lebih akrab disapa “Ocis” dengan latar belakang massa PKS yang dikenal juga memiliki suara yang bulat.
KKS atau Kerukunan Keluarga Sulawesi merupakan kekeluargaan dengan gabungan provinsi di Indonesia terbanyak. Mengapa tidak, karena KKS mewadahi seluruh provinsi yang ada di Sulawesi dan juga Provinsi Papua atau Indonesia bagian timur tergabung ke dalamnya.
Kilas balik ke masa pencalonan presiden PPMI Mesir zaman Ahsan Ulil Albab – Kevin Damara dan Hafiz Alharomain Lubis – Aldi Caesar Fauzy di tahun 2021-2022, pun akhirnya dimenangkan oleh pasangan Ahsan Ulil Albab – Kevin Damara yang notabene Ahsan berasal dari KKS.
Begitu juga dengan “Ocis”, sosok kader muda PKS dan juga merupakan eks Ketua Senat Fakultas Ushuludin 2022-2023 memiliki basis masa yang kuat. Setelah beberapa kali berbincang dengan kader-kader PKS Mesir, mereka memberikan informasi bahwa jika ada salah satu kader dari PKS yang mencalonkan dirinya menjadi presiden ataupun ketua di organisasi bergengsi lainnya seperti Senat, Wihdah atau Kekeluargaan, maka pimpinan mereka akan mengeluarkan surat instruksi untuk memilih salah satu kadernya tersebut.
PKS yang nampaknya kurang kelihatan di lingkup Masisir nampaknya memiliki potensi yang kuat. Sebagai contoh ketika masa pemilu yang diselenggarakan di bulan Februari kemarin, Pak Hidayat Nur Wahid yang merupakan calon anggota legislatif yang berasal dari partai PKS pun meraih suara terbanyak di Mesir.
Paslon Kedua
Berbeda dengan pasangan Razi Alif Al Faiz – Ari Pratama Syuhada. Razi yang notabene merupakan kader NU dan juga ketua angkatan Aksara 2020 cenderung memiliki elektabilitas yang lebih kecil. Bukannya menihilkan suara NU, tetapi NU kalau dapat diibaratkan sebagai sebuah moda transportasi, maka ia nampak seperti bus besar dengan kapasitas 60 orang. Yaitu sebuah kendaraan yang besar namun kemungkinan untuk meraih suara bulat nampaknya akan lebih susah daripada meraih suara bulat di PKS ataupun KKS.
Adapun Ari yang merupakan cawapresnya merupakan seorang wakil sekretaris jenderal PPMI Mesir 2023-2024 yang notabene memiliki pengetahuan mumpuni akan seluk beluk permasalahan PPMI masa kini dan masa mendatang pun untuk elektabilitasnya tidak akan sebesar suara dari paslon sebelumnya. Ari yang merupakan anggota dari kekeluargaan KMJ atau Keluarga Mahasiswa Jambi yang secara keanggotaan kekeluargaan nya pun nampaknya tidak sebanyak kekeluargaan yang lain.
Sehingga menurut pandangan penulis, di Pemilu Raya mendatang nampaknya paslon yang lebih dulu lolos screening memiliki kekuatan basis suara yang cenderung lebih bulat daripada paslon yang ketika lolos screeningnya sempat mengalami lolos bersyarat yang hingga pada akhirnya dapat berhasil lolos dari screening kedua yang diadakan oleh PPR.
Adapun untuk hasilnya, mari kita kawal dan ikuti bersama manuver-manuver politik apa saja yang akan dilakukan oleh kedua paslon ini. Akankah mereka hanya mengumbar janji-janji manis terkait program unggulan yang mereka rancang di masa kampanye dan ternyata tidak direalisasikan ketika masa jabatannya atau justru malah sebaliknya?
Akankah sejarah suara bulat dari KKS akan terulang yang pada akhirnya mengantarkan paslon pertama menjadi Presiden dan Wakil Presiden selanjutnya? Untuk mengetahui jawabannya, mari kita simak seksama langkah-langkah cantik dari kedua paslon tersebut.
Oleh: Ruhul Jadid
Ketua PW PII Mesir 2023/2024
Editor: Rifqi Taqiyuddin