Oleh: Aghna Irma Yani
Penulis adalah Sekretaris Redaksi Manggala 2022-2023
Air merupakan salah satu kebutuhan mendasar setiap makhluk hidup terkhusus Manusia. Seiring berkembangannya zaman, maka semakin canggih pula teknologi – teknologi yang turut membantu untuk mempermudah pekerjaan manusia, seperti pengelolaan Air Mineral kemasan yang akan kita bahas kali ini .
‘Aqua’, Siapa sih warga Indonesia yang tidak mengenal merek Air Mineral yang satu ini? Yak, Air mineral ini telah diproduksi sejak tahun 1973 oleh PT Aqua Mississippi di Indonesia. Aqua merupakan Air mineral yang paling dikenal di Indonesia dengan citra brand yang bagus. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat Indonesia yang menyebut merek Aqua saat ingin membeli air mineral kemasan, meskipun terkadang air mineral yang dibeli bukan Aqua. Maka dari itu, Aqua sudah menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia akan air mineral yang steril, dan bersih.
Latar belakang sang Pendiri Aqua
Aqua didirikan oleh Tirto Utomo alias Kwa Sien Biauw. Ia dilahirkan di Wonosobo, 8 Maret 1930. Setelah lulus SMP, Tirto Utomo melanjutkan sekolahnya ke HBS (Sekolah setingkat SMA pada zaman Hindia-Belanda) di Semarang dan kemudian melanjutkan pendidikannya di SMAK St. Albertus. Malang. Setelah lulus Tirto melanjutkan kuliah program ekstensi hukum Universitas Gadjah Mada di Surabaya dan pada saat itu ia sambil bekerja sebagai wartawan di DjawaPos, Setelah kuliahnya selesai, ia kemudian pergi ke Jakarta untuk menyusul kekasihnya yang bernama Kinke yang lebih dulu kuliah di jurusan sastra inggris Universitas Indonesia. Tirto pun juga melanjutkan studinya di sana. Mereka menikah pada akhir tahun 1957.
Sambil kuliah ia juga bekerja sebagai Pimpinan Redaksi harian ‘Sin Po’ dan majalah ‘Pantja Warna’. Setelah lulus di Universitas Indonesia, Ia ingin bekerja sesuai kapasitasnya di bidang hukum. Dosennya pada saat itu Bapak Prof. Dr. Joko Sutono merekomendasikannya untuk bekerja di Permina, Perusahaan Minyak Negara yang kini berubah menjadi Pertamina. Setelah diterima, ia ditempatkan di Pangkalan Brandan. Di sana keperluan mandi masih menggunakan air sungai. Berkat ketekunannya , Ia akhirnya menanjak karirnya sehingga diberi kepercayaan sebagai ujung tombak pemasaran minyak. Kedudukannya sebagai Deputy Head Legal dan Foreign Marketing membuat Sebagian besar hidupnya berada di luar negeri dan pastinya sering berhadapan dengan klien luar negeri.
Awal Mula Berdirinya Aqua
Awal mulanya pada tahun 1971, Tirto Utomo akan mendirikan negosiasi kontrak bersama Wakil Amerika Serikat di Jakarta. Pertemuan penting ini nyaris gagal karena istri ketua dari delegasi Amerika yang Bernama Mrs. Raymond Todd tiba-tiba mengalami sakit perut karena diare setelah ia mengkonsumsi air yang disediakan di sana. Dari hasil pemeriksaan, ibu Raymond mengalami gangguan pencernaan yang cukup serius akibat meminum air kurang bersih.
Pada saat itu Tirto mengetahui bahwa orang bule tidak bisa mengkonsumsi air sumur yang direbus melainkan air mineral yang steril. Muncullah ide bisnis di benaknya yang belum ada yang buat sebelumnya, karena pada saat itu masyarakat Indonesia masih minum air dengan cara direbus. Dari sanalah ia berpikir untuk menciptakan produk air minum dalam kemasan siap minum yang bersih dan sehat.
Ide Gila Sang Pendiri Aqua
Tirto pada saat itu berpikir bagaimana bisa menyediakan air mineral yang dikemas dengan steril dan dapat dikonsumsi oleh semua orang. Setelahnya, ia kemudian mengirim adiknya yang Bernama Slamet Utomo magang ke Thailand di perusahaan Polaris untuk mempelajari seluk beluk bagaimana air mineral dikemas.
Setelah adiknya kembali ke Indonesia, dengan modal sebesar 150 juta rupiah saat itu, bersama adiknya ia mendirikan pabrik di Bekasi pada tahun 1973 dengan nama PT. Golden Mississippi.
Dilansir laman web Biografiku.com Karyawan Tirto Utomo mulanya 38 orang dan mampu memproduksi 6 juta liter per tahun. Untuk lebih Fokus pada perusahaan pribadinya. Tirto memilih untuk pensiun dari PT Pertamina.
Mereka menggali sumur di pabrik pertamanya yang dibangun di atas tanah seluas 7.110 meter persegi di Bekasi.
Asal-Usul penamaan Aqua
Sebelum bernama Aqua, Tirto memberi nama Puritas berasal dari kata purity yang bermakna kemurnian sebagai merek botol kemasannya. Kemudian atas masukan dari Eulindra Lim, konsultan Indonesia yang bermukim di Singapura, beliau menyarankan untuk menggunakan kata Aqua, ia beranggapan nama Aqua mengandung asosiasi yang lebih tinggi terhadap image air dalam kemasan botol dan memudahkan konsumen dari segi pengucapan serta mudah diingat.
Dalam buku 50 Great Business Idea from Indonesia, diceritakan bahwa Tirto sempat ragu untuk memberi nama Aqua karena masih terdengar asing. Namun, nama itu jelas lebih cocok dengan promosi kualitas air yang dijualnya sebagai pure artesian water.
Kata Aqua dalam Bahasa Latin bermakna air. Menariknya lagi, ketika Tirto menjadi wartawan di majalah Pantja Warna, setiap tulisannya selalu dibubuhi nama samaran atau nama pena “A Kwa” yang bunyinya mirip dengan “Aqua” Hinggalah beralih nama dari PT. Golden Mississippi menjadi PT. Aqua Mississippi.
(BACA JUGA: Harriet Tubman; Budak Pembebas Ratusan Hamba Sahaya)
Peluncuran dan Distribusi Pertama Aqua
Setelah bekerja keras lebih dari setahun, produk pertama Aqua diluncurkan pada 1 Oktober 1974. Saat itu minuman bersoda sedang hits di kalangan masyarakat seperti Coca-Cola, Sprite, 7 Up dan Green Spot. Sehingga gagasan menjual air putih tanpa warna dan rasa dianggap sebagai ide gila. Hingga di tahun 1978 penjualan Aqua tersendat–sendat. Tirto mengaku bahwa ia hampir menutup perusahaannya karena sekitar lima tahun berdiri tetapi belum balik modal dan untung belum diraih.
Walaupun sempat berputus asa, tetapi ia tetap berfikir untuk kemajuan bisnisnya ini. Pada akhirnya bersama manajemennya mengeluarkan jurus pamungkas yaitu dengan menaikkan harga jual hampir tiga kali lipat.
Waktu itu, ini merupakan ide yang sangat gila. Karena melihat dari omset yang sedikit, ia menaikkan harga jual? Tirto sendiri ternyata sudah menyiapkan antisipasi sekiranya upaya yang dilakukan menjadi penyebab penurunan omset.
Namun, Pasar berbicara lain, Ide gilanya ini ternyata mampu meyakinkan konsumen untuk membelinya. Omset yang diperkirakan akan menurun drastis ternyata berbalik 180 derajat. Penjualan dan permintaan semakin meningkat. para konsumen menilai bahwa harga tinggi dengan mutu tinggi, ada harga ada kualitas tentunya.
Pada tahun 1982, Aqua mengganti bahan bakunya, yang semula dari sumur bor beralih ke mata air pegunungan yang mengalir sendiri. Karena dianggap mengandung komposisi magnesium, potasium, zat besi dan sodium.
Strategi Pemasaran Aqua ke Masyarakat
Aqua ini sendiri menyebar dari mulut ke mulut. Dengan ide gilanya yaitu meningkatkan kualitas dan harga, Aqua menjadi topik trending pada saat itu dan air minum kemasan yang semula dianggap aneh ini perlahan diterima dan dinikmati oleh warga pribumi. Aqua juga tidak lepas dari sponsor ajang olahraga seperti SEA Games, Pekan Olahraga Nasional dan kejuaraan Bulutangkis hingga World Golf Competition yang digelar di Indonesia. Tak hanya itu, Aqua juga mulai mengisi iklan-iklan baik di televisi, media cetak, hingga radio.
Tak heran dengan marketing yang sangat bagus mampu menyihir masyarakat untuk membeli dan mengkonsumsi Air Mineral kemasan ini. Hingga melekatlah semboyan dalam benak masyarakat bahwa Aqua adalah ‘Air mineral sehat para atlet’ Jadi kalau mau sehat seperti para olahragawan minumnya Aqua dulu!
Tidak ada yang menyangka bahwa ide gila Tirto Utomo dalam membotolkan air mineral yang tidak memiliki rasa dan warna, dan menaikkan harga jual merupakan ide yang sangat brilian. Bahkan pada saat itu harga jual Aqua perbotolnya lebih mahal dari harga bensin dan bisnisnya berkembang pesat.
Di balik sukses besarnya Aqua, terdapat manajemen yang rapi dan berlandaskan kekeluargaan yang telah diterapkan Tirto Utomo kepada semua karyawannya. Ia sangat mempercayai skill atau kemampuan para karyawannya. Ia terus mensupport dengan membuat pengembangan dan pelatihan manajemen.
Pada waktu itu, biaya pengemasan dapat mencapai 65% dari biaya produksi. Melihat hal ini, Tirto Utomo menyetujui ide Willy yang merupakan anak kandungnya itu untuk menggabungkan pabrik botol dengan bisnis air mineralnya yang bernama PT. Tirta Graha Parama.
Saat ini, keluarga Tirto bukan lagi pemegang saham seutuhnya karena sejak tahun perusahaan makanan asal Perancis yakni ‘Danone’ menguasai saham mayoritas. Meskipun demikian, anak kandung Tirto yaitu Willy Sidharta memegang jabatan sebagai direktur dalam perusahaan tersebut.
Pada saat itu mulailah bermunculan air kemasan dengan merek lain di Indonesia, hingga ketatnya persaingan pasar menuntut upaya-upaya agresif. Sejak itu, terjadi perubahan besar dalam manajemen Aqua. Dalam bidang produksi, Aqua juga melonjak tajam, yang awalnya 1 miliar liter sekarang menjadi 3.5 miliar liter. Aqua menguasai 40% pasar air mineral di dalam negeri.
Dalam biografi Tirto Utomo diketahui beliau wafat pada tahun 1994, Namun prestasi Aqua sebagai produsen air minum merek tunggal terbesar di dunia tetap dipertahankan sampai sekarang.
Kesuksesan dalam bisnis tidak dapat dilihat dari satu sisi. Ada perjuangan yang diperjuangkan sebelumnya. Jangan pernah takut untuk memulai dan jangan pernah takut dengan kegagalan karena kegagalan adalah cikal bakal dari kesuksesan.
Aghna Irma Yani